Neraca Dagang Tekor: Apa Kabar Rupiah dan Current Account?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 September 2018 11:47
Faktor Eksternal Ikut Bebani Rupiah
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Rilis data BPS hari ini menjadi beban tambahan bagi rupiah, yang sudah menanggung beratnya tekanan akibat tren penguatan dolar AS. Di Asia, greenback menguat hampir terhadap seluruh mata uang utama Asia. 

Dengan pelemahan 0,57%, rupiah jadi mata uang dengan depresiasi terdalam kedua di Asia. Rupiah hanya lebih baik dibandingkan rupee India, yang menggeser won Korea Selatan sebagai mata uang dengan pelemahan paling tajam di Benua Kuning. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang utama Asia pada pukul 11:30 WIB: 



Mata uang Asia dibayangi oleh risiko besar yaitu perang dagang AS vs China. Presiden AS Donald Trump dikabarkan berniat memberlakukan bea masuk baru bagi impor produk China senilai US$ 200 miliar paling cepat Senin (17/9/2018) waktu AS. 

Jika AS benar-benar mengeksekusi kebijakan ini, maka akan sangat mungkin memancing balasan dari China. Aksi 'berbalas pantun' pun bakal kembali terjadi, perang dagang semakin panas. 


Dalam situasi seperti ini, investor tentu tidak ingin mengambil risiko. Aset-aset aman, utamanya dolar AS, menjadi buruan utama. Akibatnya, greenback kembali dominan di Asia. 

Rupiah sudah tertekan karena faktor ini. Ditambah rilis data perdagangan internasional, beban di pundak rupiah kian terasa berat.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular