
Pasar Obligasi Diprediksi Menguat, Waktu Beli?
Irvin Avriano, CNBC Indonesia
17 September 2018 08:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Pagi ini pasar obligasi rupiah pemerintah diperkirakan akan dibuka menguat terbatas.
Maximilianus Nico Demus, Assosicate Director PT Kiwoom Sekuritas Indonesia dalam risetnya hari ini (17/9/18) merekomendasi pelaku pasar surat utang untuk membeli (BUY) dengan volume kecil.
Dia menyatakan potensi penguatan harga surat berharga negara (SBN) tersebut didukung oleh kondisi pasar global dan nalisa teknikal yang mengonfirmasi penguatan pada Jumat sore.
Meskipun demikian, dia menyatakan ada faktor yang membuat potensi penguatan harga SBN akan terbatas. Faktor itu adalah koreksi harga obligasi pemerintah Amerika Serikat (US Treasury) tenor 10 tahun yang mengangkat tingkat imbal hasilnya (yield) dan lelang rutin yang akan digelar besok. Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder obligasi.
Fokus lain, lanjutnya, adalah pengumuman pemerintahan Trump terkait pengenaan tarif impor baru senilai US$200 miliar pagi ini, yang akan diuji oleh keinginan digelarnya perundingan ulang dengan delegasi Beijing.
Pasar obligasi pekan lalu menguat secara jangka pendek, meskipun masih belum menunjukkan tren yang konsisten. Hal ini terlihat dari beberapa hari mengalami penguatan dan penurunan tetapi dalam waktu yang berdekatan.
Dalam jangka panjang, pasar obligasi masih akan pelemahan, terutama adanya potensi kenaikan tingkat suku bunga AS (The Fed Fund Rate/FFR) pada pekan depan.
Pekanlalu, pasar obligasi pemerintah zona Amerika dan Eropa ditutup didominasi koreksi harga. Di pasar obligasi pemerintah Asia Pasifik didominasi oleh kenaikan harga dan penurunan yield.
Kenaikan yield terbesar terjadi di pasar bond pemerintah Korea Selatan (2,27%) dan penurunan yield terbesar terjadi di pasar obligasi Indonesia (8,31%).
Harga SBN Indonesia tenor 10 tahun ditutup menguat dengan yield yang turun menjadi 8,41% dibanding sebelumnya 8,52%.
Rupiah ditutup menguat pada Rp 14.807 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya pada Rp 14.840.
Berikut beberapa hal yang akan menjadi fokus pelaku pasar surat utang hari ini:
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%
Maximilianus Nico Demus, Assosicate Director PT Kiwoom Sekuritas Indonesia dalam risetnya hari ini (17/9/18) merekomendasi pelaku pasar surat utang untuk membeli (BUY) dengan volume kecil.
Fokus lain, lanjutnya, adalah pengumuman pemerintahan Trump terkait pengenaan tarif impor baru senilai US$200 miliar pagi ini, yang akan diuji oleh keinginan digelarnya perundingan ulang dengan delegasi Beijing.
Pasar obligasi pekan lalu menguat secara jangka pendek, meskipun masih belum menunjukkan tren yang konsisten. Hal ini terlihat dari beberapa hari mengalami penguatan dan penurunan tetapi dalam waktu yang berdekatan.
Dalam jangka panjang, pasar obligasi masih akan pelemahan, terutama adanya potensi kenaikan tingkat suku bunga AS (The Fed Fund Rate/FFR) pada pekan depan.
Pekanlalu, pasar obligasi pemerintah zona Amerika dan Eropa ditutup didominasi koreksi harga. Di pasar obligasi pemerintah Asia Pasifik didominasi oleh kenaikan harga dan penurunan yield.
Kenaikan yield terbesar terjadi di pasar bond pemerintah Korea Selatan (2,27%) dan penurunan yield terbesar terjadi di pasar obligasi Indonesia (8,31%).
Harga SBN Indonesia tenor 10 tahun ditutup menguat dengan yield yang turun menjadi 8,41% dibanding sebelumnya 8,52%.
Rupiah ditutup menguat pada Rp 14.807 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya pada Rp 14.840.
Berikut beberapa hal yang akan menjadi fokus pelaku pasar surat utang hari ini:
- US Monthly Budget Statement turun dari sebelmnya -US$107,7 miliarmenjadi -US$214,1 miliar. Sentimen negatif di pasar AS ini dapat menjadi katalis positif di negara berkembang, termasuk Indonesia.
- US Retail Sales Advance MoM turun dari sebelumnya 0,7% menjadi 0,1%. Sentimen negatif di pasar AS ini dapat menjadi katalis positif di negara berkembang, termasuk Indonesia.
- China Industrial Production YoY naik dari sebelumnya 6% menjadi 6.1%. Positifnya berita dari China akan baik ke pasar Indonesia karena merupakan mitra perdagangan utama.
- PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 2triliun pada tanggal 25 September 2018. Obligasi tenor 3 tahun memiliki tingkat kupon 9%, dan 5 tahun memiliki kupon 9,75%. Dana ini akan digunakan untuk modal kerja.
- Bank Sentral Rusia pada akhirnya menaikkan tingkat suku bunga untuk yang pertama kalinya sejak 2014 menjadi 7,5%.
- Pemerintah akan melelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa, (18/9/18) dengan target indikatif Rp 4 triliun. Seri yang dilelang adalah sebagai berikut; SPN-S 05032019, PBS016, PBS002, PBS017, PBS012, dan PBS015. (DJPPR)
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%
Most Popular