
Dolar AS ke Bawah Rp 14.800, Rupiah Terbaik Kedua di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 September 2018 14:25

Faktor eksternal dan internal mendukung rupiah untuk menjadi yang terbaik kedua di Asia. Dari sisi eksternal, tekanan terhadap dolar masih terjadi. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama, melemah 0,07% pada pukul 14:10 WIB.
Investor terhanyut dalam euforia damai dagang AS-China. Dua kekuatan ekonomi terbesar di planet bumi ini sudah siap menggelar pertemuan membahas isu-isu perdagangan.
Reuters memberitakan, mengutip dua orang sumber di lingkaran pemerintahan AS, Menteri Keuangan Steven Mnuchin terlah mengirimkan undangan ke sejumlah pejabat tinggi China termasuk Wakil Perdana Menteri Liu He. Pertemuan akan digelar dalam beberapa pekan ke depan, di lokasi yang masih akan dibahas.
Aura damai dagang AS-China yang semakin nyata membuat investor tidak lagi bermain aman. Kini, pelaku pasar sudah berani mengoleksi aset-aset berisiko di negara berkembang karena ada kemungkinan salah satu risiko besar yaitu perang dagang AS-China bisa diselesaikan. Dolar AS selaku salah satu aset aman (safe haven) tertekan karena aksi jual.
Sementara dari dalam negeri, BI masih aktif 'bergerilya' di pasar untuk stabilisasi rupiah. Hal ini diakui oleh Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur BI.
"Kita lakukan lewat suku bunga dan dual intervention untuk mencegah depresiasi secara gradual. Kita masih intervensi, artinya masih belum stabil dan jauh dari fundamental," tuturnya.
Dua faktor ini membantu rupiah untuk terus menguat. Jika hanya mengandalkan faktor eksternal, rupiah mungkin sekedar menguat. Namun intervensi BI membuat ruipah mampu menjadi yang terbaik kedua di Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Investor terhanyut dalam euforia damai dagang AS-China. Dua kekuatan ekonomi terbesar di planet bumi ini sudah siap menggelar pertemuan membahas isu-isu perdagangan.
Reuters memberitakan, mengutip dua orang sumber di lingkaran pemerintahan AS, Menteri Keuangan Steven Mnuchin terlah mengirimkan undangan ke sejumlah pejabat tinggi China termasuk Wakil Perdana Menteri Liu He. Pertemuan akan digelar dalam beberapa pekan ke depan, di lokasi yang masih akan dibahas.
Sementara dari dalam negeri, BI masih aktif 'bergerilya' di pasar untuk stabilisasi rupiah. Hal ini diakui oleh Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur BI.
"Kita lakukan lewat suku bunga dan dual intervention untuk mencegah depresiasi secara gradual. Kita masih intervensi, artinya masih belum stabil dan jauh dari fundamental," tuturnya.
Dua faktor ini membantu rupiah untuk terus menguat. Jika hanya mengandalkan faktor eksternal, rupiah mungkin sekedar menguat. Namun intervensi BI membuat ruipah mampu menjadi yang terbaik kedua di Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular