
Bank Sentral China Perkuat Yuan, Rupiah Langsung Terkulai
alfado agustio, CNBC Indonesia
13 September 2018 10:07

Jakarta, CNBC Indonesia- Pagi ini, kurs rupiah terkulai di hadapan mata uang yuan. Intervensi bank sentral China yang memperkuat kurs tengah yuan, berdampak kepada penguatan mata uang tersebut terhadap mata uang global termasuk rupiah.
Pada Kamis (13/9/2018), pukul 09:36 WIB, CNY 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 2.161,31. Rupiah melemah 0,10% dibandingkan perdagangan kemarin.
Bank sentral China/The People's Bank of China (PBoC) memperkuat kurs tengah yuan, dari sebelumnya CNY 6,8546 ke 6,8488. Kebijakan ini ditengarai untuk meredam ketegangan perang dagang antara Negeri Tirai Bambu dengan Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, AS berencana mengenakan bea masuk tambahan bagi produk impor dari China. Presiden AS Donald Trump dalam pernyataan kepada para jurnalis, akan tetap bersikap tegas kepada China. "AS akan mengambil sikap yang sangat tegas terhadap China dalam hal perdagangan," cetusnya dalam konferensi pers menyikapi Badai Florence, dikutip dari Reuters.
Trump berencana akan mengenakan bea masuk tambahan sebesar US$ 200 miliar. Belum cukup, Trump berencana mengenakan tambahan bea masuk sebesar US$ 267 miliar. China pun tidak tinggal diam. Negeri Panda mengadukan sikap AS tersebut ke World Trade Organization (WTO). Mereka meminta izin untuk mengenakan bea masuk bagi produk-produk made in USA.
Namun, angin segar mulai berhembus. AS sedang dalam proses mengajukan putaran perundingan baru dengan China dalam waktu dekat, kata beberapa sumber kepada CNBC. Sembari menunggu pertemuan tersebut, PboC melakukan intervensi agar yuan menguat. Penguatan mata uang tersebut akan menyebabkan ekspor China ke AS tidak kompetitif. Hal ini bisa meredakan ketegangan yang ada.
Sementara itu, pelemahan yang terjadi menyebabkan harga jual yuan bertahan di atas Rp 2.200/yuan. Berikut data perdagangan di tiga bank nasional terbesar hingga pukul 09:50 WIB:
Pada Kamis (13/9/2018), pukul 09:36 WIB, CNY 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 2.161,31. Rupiah melemah 0,10% dibandingkan perdagangan kemarin.
Sebelumnya, AS berencana mengenakan bea masuk tambahan bagi produk impor dari China. Presiden AS Donald Trump dalam pernyataan kepada para jurnalis, akan tetap bersikap tegas kepada China. "AS akan mengambil sikap yang sangat tegas terhadap China dalam hal perdagangan," cetusnya dalam konferensi pers menyikapi Badai Florence, dikutip dari Reuters.
Trump berencana akan mengenakan bea masuk tambahan sebesar US$ 200 miliar. Belum cukup, Trump berencana mengenakan tambahan bea masuk sebesar US$ 267 miliar. China pun tidak tinggal diam. Negeri Panda mengadukan sikap AS tersebut ke World Trade Organization (WTO). Mereka meminta izin untuk mengenakan bea masuk bagi produk-produk made in USA.
Namun, angin segar mulai berhembus. AS sedang dalam proses mengajukan putaran perundingan baru dengan China dalam waktu dekat, kata beberapa sumber kepada CNBC. Sembari menunggu pertemuan tersebut, PboC melakukan intervensi agar yuan menguat. Penguatan mata uang tersebut akan menyebabkan ekspor China ke AS tidak kompetitif. Hal ini bisa meredakan ketegangan yang ada.
Sementara itu, pelemahan yang terjadi menyebabkan harga jual yuan bertahan di atas Rp 2.200/yuan. Berikut data perdagangan di tiga bank nasional terbesar hingga pukul 09:50 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 2.066,00 | Rp 2.217,00 |
Bank BRI | Rp 2.085,81 | Rp 2.246,10 |
Bank BCA | Rp 2.088,00 | Rp 2.216,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/alf) Next Article Perang Dagang Juga Bikin Rupiah Ikut Terjungkal
Most Popular