Ditopang Saham-Saham Barang Konsumsi, IHSG Menguat 0,37%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 September 2018 12:31
IHSGt menguat 0,37% ke level 5.852,9 hingga akhir sesi 1.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,37% ke level 5.852,9 hingga akhir sesi 1. IHSG berhasil menghijau kala bursa saham utama kawasan Asia terjebak di zona merah: indeks Nikkei turun 0,43%, indeks Kospi turun 0,33%, indeks Hang Seng turun 0,4%, indeks Strait Times turun 0,11%, dan indeks Shanghai turun 0,33%.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 3,12 triliun dengan volume sebanyak 4,87 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 199.737 kali.

Penguatan saham-saham sektor barang konsumsi memotori laju IHSG; indeks sektor barang konsumsi melesat 1,11%, menjadikannya kontributor utama bagi penguatan IHSG.

Saham-saham sektor barang konsumsi yang diburu investor diantaranya: PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk/SIDO (+2,42%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+2,2%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+1,58%), PT Kimia Farma Tbk/KAEF (+1,36%), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+0,34%).

Aksi beli atas saham-saham sektor barang konsumsi terjadi seiring dengan positifnya data penjualan ritel. Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan ritel periode Juli 2018 tumbuh 2,9% YoY, lebih baik ketimbang bulan sebelumnya yaitu 2,3% YoY. Capaian ini juga lebih baik dibandingkan Juli 2017 yang terkontraksi sebesar 3,3% YoY.

Menurut BI, pertumbuhan penjualan ritel Juli 2018 terbantu oleh musim tahun ajaran baru serta dampak dari pencairan gaji ke-13 bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pensiunan. Faktor itu ternyata sangat membantu daya beli masyarakat sehingga tidak terlalu anjlok selepas Ramadan-Idul Fitri.

Dari sisi eksternal, suntikan energi bagi bursa saham tanah air datang dari rencana pertemuan babak dua antara Presiden AS Donald Trump dengan Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un.

Pada hari Senin (10/9/2018), Gedung Putih mengumumkan bahwa Trump telah menerima permintaan dari Kim Jong Un untuk pertemuan tindak lanjut setelah pertemuan bersejarah mereka di Singapura pada Juni 2018. Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan pemerintah terbuka untuk permintaan tersebut dan sudah dalam proses mempersiapkan pertemuan itu.

Rencana pertemuan babak dua ini lantas memberikan optimisme bahwa denuklirisasi secara penuh di Semenanjung Korea bisa benar-benar terjadi. Sebelumnya, AS dan Korea Utara masih bersitegang mengenai hal ini walaupun Trump dan Kim sudah bertemu.

Masih dari sisi eksternal, ada sentimen negatif yang membatasi penguatan IHSG dan membuat bursa saham Benua Kuning berguguran, yakni hubungan antara AS dan China di bidang perdagangan yang kian panas. China telah resmi melapor kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengenai kebijakan AS yang dianggap merugikan, yaitu bea masuk anti-dumping terhadap berbagai produk Negeri Tirai Bambu.

China mengeluh karena kebijakan ini merugikan mereka hingga US$ 7,04 miliar per tahun. Oleh karena itu, China meminta restu kepada WTO untuk menerapkan kebijakan serupa dengan nilai yang sama bagi produk-produk impor asal AS.

Hal ini lantas menambah panas hubungan antar kedua negara yang sudah dilanda ketidakpastian mengenai penerapan bea masuk baru bagi impor produk China senilai US$ 200 miliar oleh AS. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa kebijakan ini bisa mulai diberlakukan dalam waktu yang sangat dekat.

Belum lagi, Trump juga sudah mengungkapkan bahwa AS bisa mengenakan bea masuk baru bagi produk impor China lainnya senilai US$ 267 miliar.

"Saya benci mengatakan ini, tapi dibalik itu (bea masuk yang menyasar produk impor China senilai US$ 200 miliar), ada US$ 267 miliar lainnya yang bisa diterapkan dalam pemberitahuan yang singkat jika saya mau", papar Trump, dikutip dari CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Deflasi Depan Mata, Tepatkah Koleksi Saham Barang Konsumsi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular