
PBoC Kuatkan Yuan, Rupiah Loyo
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 September 2018 11:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap yuan China melemah pada perdagangan jelang siang ini. Bank Sentral China (PBoC) memang menetapkan kurs yuan yang lebih kuat sehingga dampaknya terasa sampai ke Indonesia.
Pada Senin (10/9/2018) pukul 11:33 WIB, CNY 1 dihargai Rp 2.168,88. Rupiah melemah 0,13% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Pelemahan hari ini memutus penguatan rupiah yang terjadi dalam 2 hari perdagangan terakhir.
Penguatan yuan disebabkan oleh penetapan kurs tengah PBoC, yang hari ini ada di CNY 6,8389/US$. Menguat dibandingkan akhir pekan lalu yaitu CNY 6,8492/US$.
Penetapan kurs ini keluar setelah rilis data perdagangan internasional China. Beijing mengumumkan ekspor China pada Agustus 2015 tumbuh 9,8% YoY sementara impor melonjak 20% YoY.
Negeri Tirai Bambu masih membukukan surplus perdagangan US$ 27,91 miliar. Dengan Amerika Serikat (AS), China mencatat ada surplus US$ 31,05 miliar, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 28,09 miliar.
Ini bisa menjadi sumber masalah, karena dapat dijadikan alasan bagi AS untuk mengobarkan perang dagang. AS tentu tidak mau terus-menerus tekor saat berdagang dengan China, sehingga instrumen kenaikan bea masuk menjadi andalan untuk meredam impor.
Namun penetapan kurs yuan yang lebih kuat belum mampu membuat mata uang Negeri Tirai Bambu menguat terhadap dolar AS. pada pukul 11:42 WIB, yuan melemah 0,25% di hadapan greenback.
Meski begitu, kurs tengah PBoC berhasil membuat rupiah perkasa terhadap berbagai mata uang. Salah satu korbannya adalah Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Doping Bank Sentral China Bawa Yuan Perkasa
Pada Senin (10/9/2018) pukul 11:33 WIB, CNY 1 dihargai Rp 2.168,88. Rupiah melemah 0,13% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Pelemahan hari ini memutus penguatan rupiah yang terjadi dalam 2 hari perdagangan terakhir.
Penetapan kurs ini keluar setelah rilis data perdagangan internasional China. Beijing mengumumkan ekspor China pada Agustus 2015 tumbuh 9,8% YoY sementara impor melonjak 20% YoY.
Negeri Tirai Bambu masih membukukan surplus perdagangan US$ 27,91 miliar. Dengan Amerika Serikat (AS), China mencatat ada surplus US$ 31,05 miliar, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 28,09 miliar.
Ini bisa menjadi sumber masalah, karena dapat dijadikan alasan bagi AS untuk mengobarkan perang dagang. AS tentu tidak mau terus-menerus tekor saat berdagang dengan China, sehingga instrumen kenaikan bea masuk menjadi andalan untuk meredam impor.
Namun penetapan kurs yuan yang lebih kuat belum mampu membuat mata uang Negeri Tirai Bambu menguat terhadap dolar AS. pada pukul 11:42 WIB, yuan melemah 0,25% di hadapan greenback.
Meski begitu, kurs tengah PBoC berhasil membuat rupiah perkasa terhadap berbagai mata uang. Salah satu korbannya adalah Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Doping Bank Sentral China Bawa Yuan Perkasa
Most Popular