
Perang Dagang Menghantui, Bursa Saham Asia ke Zona Merah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 September 2018 09:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia dibuka di zona merah untuk mengawali pekan ini: indeks Nikkei turun 0,24%, indeks Kospi turun 0,19%, indeks Strait Times turun 0,1%, indeks Shanghai turun 0,16%, dan indeks Hang Seng turun 0,19%.
Perang dagang antara China dan AS yang kian panas membuat bursa saham Benua Kuning dijauhi investor. Presiden Donald Trump mengatakan bahwa bea masuk baru bagi impor produk China senilai US$ 200 miliar bisa mulai diberlakukan dalam waktu yang sangat dekat. Sebagai catatan, tahapan dengan pendapat mengenai kebijakan ini telah berakhir pada hari Kamis kemarin (6/9/2018).
Sebagai informasi, tarif baru yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 200 miliar merupakan yang terbesar jika jadi diterapkan. Dua kali pengenaan tarif baru oleh AS sebelumnya hanya menyasar barang-barang senilai US$ 34 miliar dan US$ 16 miliar. Pihak China sudah memperingatkan bahwa akan ada serangan balasan jika AS tetap bersikeras mengeksekusi rencananya.
Lebih lanjut, Trump mengungkapkan bahwa AS bisa mengenakan bea masuk baru bagi produk impor China lainnya senilai US$ 267 miliar.
"Saya benci mengatakan ini, tapi dibalik itu (bea masuk yang menyasar produk impor China senilai US$ 200 miliar), ada US$ 267 miliar lainnya yang bisa diterapkan dalam pemberitahuan yang singkat jika saya mau", papar Trump, dikutip dari CNBC International.
Tak hanya dengan China, perang dagang dengan Kanada juga masih berlanjut hingga kini. Sampai saat ini, tidak ada kabar baik yang muncul dari negosiasi terkait dengan pembaruan North American Free Trade Agreement (NAFTA). Beberapa masalah masih menghambat jalannya pencapaian kesepakatan.
Kevin Brady, Direktur Komite Sarana dan Prasarana Kongres AS dari Partai Republik, mengatakan bahwa masih ada perbedaan di antara kedua belah pihak tentang kuota produk susu (dairy), prosedur penyelesaian perselisihan dagang, dan isu-isu lama lainnya. Seperti diketahui, pemerintahan Trump menuduh Kanada mendiskriminasi ekspor dairy asal AS.
Pada pagi hari ini, data inflasi China periode Agustus diumumkan di level 2,3% YoY, lebih tinggi dari konsensus yang sebesar 2,2% YoY. Di Jepang, pembacaan final untuk data pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2018 diumumkan di level 0,7% QoQ, sama dengan konsensus.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article AS-China Tak Ada Tanda Damai, Bursa Asia Ditutup Bervariatif
Perang dagang antara China dan AS yang kian panas membuat bursa saham Benua Kuning dijauhi investor. Presiden Donald Trump mengatakan bahwa bea masuk baru bagi impor produk China senilai US$ 200 miliar bisa mulai diberlakukan dalam waktu yang sangat dekat. Sebagai catatan, tahapan dengan pendapat mengenai kebijakan ini telah berakhir pada hari Kamis kemarin (6/9/2018).
Sebagai informasi, tarif baru yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 200 miliar merupakan yang terbesar jika jadi diterapkan. Dua kali pengenaan tarif baru oleh AS sebelumnya hanya menyasar barang-barang senilai US$ 34 miliar dan US$ 16 miliar. Pihak China sudah memperingatkan bahwa akan ada serangan balasan jika AS tetap bersikeras mengeksekusi rencananya.
"Saya benci mengatakan ini, tapi dibalik itu (bea masuk yang menyasar produk impor China senilai US$ 200 miliar), ada US$ 267 miliar lainnya yang bisa diterapkan dalam pemberitahuan yang singkat jika saya mau", papar Trump, dikutip dari CNBC International.
Tak hanya dengan China, perang dagang dengan Kanada juga masih berlanjut hingga kini. Sampai saat ini, tidak ada kabar baik yang muncul dari negosiasi terkait dengan pembaruan North American Free Trade Agreement (NAFTA). Beberapa masalah masih menghambat jalannya pencapaian kesepakatan.
Kevin Brady, Direktur Komite Sarana dan Prasarana Kongres AS dari Partai Republik, mengatakan bahwa masih ada perbedaan di antara kedua belah pihak tentang kuota produk susu (dairy), prosedur penyelesaian perselisihan dagang, dan isu-isu lama lainnya. Seperti diketahui, pemerintahan Trump menuduh Kanada mendiskriminasi ekspor dairy asal AS.
Pada pagi hari ini, data inflasi China periode Agustus diumumkan di level 2,3% YoY, lebih tinggi dari konsensus yang sebesar 2,2% YoY. Di Jepang, pembacaan final untuk data pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2018 diumumkan di level 0,7% QoQ, sama dengan konsensus.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article AS-China Tak Ada Tanda Damai, Bursa Asia Ditutup Bervariatif
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular