
Terungkap! Ini Penyebab Saham AKSI Bergerak Liar Sepekan
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
07 September 2018 12:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menghentikan kembali perdagangan saham PT Majapahit Inti Corpora Tbk (AKSI), paska suspensi yang diberikan pada kemarin Kamis (7/9/18).
Suspensi tersebut dilakukan sebagai rangka cooling down dan bertujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang pada saham tersebut.
Direktur Independen Perseroan William menyatakan bahwa suspensi tersebut merupakan hal yang wajar dikarenakan harga saham AKSI yang bergerak naik signifikan.
Lebih lanjut, AKSI saat ini berencana untuk melakukan penambahan modal melalui dua opsi penerbitan yaitu rights issue maupun private placement.
"Persiapan sudah satu tahun berjalan, jadi itu lebih kepada memenuhi persentase free float saham 7,5%. Kami memang ada beberapa opsi untuk mungkin melepas sebagian yang dipegang pemegang saham pengendali atau melakukan penawaran terbatas," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hingga saat ini, perseroan belum memastikan jadwal pasti dari rencana tersebut. Namun, rencana tersbut diperkirakan dilakukan maksimal hingga 2019 mendatang.
"Itu yang sedang kami lakukan di internal jadi pilihan opsi yang paling baik. Jadi menyesuaikan hingga 2019 mendatang sepertinya," ungkapnya.
William menambahkan, pada tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun ini meningkat 20% dibandingkan dengan tahun lalu.
Peningkatan tersebut seiring dengan penambahan armada dari entitas anaknya yang bergerak di bidang pengangkutan dalam meningkatkan kapasitas produksi batubara perseroan.
Sebagai tambahan informasi, selama seminggu terakhir harga saham perseroan telah meningkat hingga 55,56%. Sedangkan selama sebulan terakhir harga saham AKSI telah naik 197,87%.
Pada semester I tahun ini, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 55,14% menjadi Rp 152,83 miliar dibandingkan dengan pendapatan di periode yang sama tahun lalu senilai Rp 98,51 miliar.
Sementara laba bersih AKSI meningkat signifikan 160% menjadi Rp 6,55 miliar dibandingkan dengan laba bersih pada semester I tahun lalu senilai Rp 2,52 miliar.
Pada 2017, perseroan melalui PT Rezki Batulicin Transport (RBT) selaku anak usahanya, telah melakukan investasi senilai Rp 132,7 miliar untuk pembelian double trailer sebanyak 20 set. Hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan transportasi batubara milik perseroan.
(hps) Next Article Eks Broker Saham Ini Resmi Ganti Nama, tapi Sahamnya Flat
Suspensi tersebut dilakukan sebagai rangka cooling down dan bertujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang pada saham tersebut.
Direktur Independen Perseroan William menyatakan bahwa suspensi tersebut merupakan hal yang wajar dikarenakan harga saham AKSI yang bergerak naik signifikan.
Lebih lanjut, AKSI saat ini berencana untuk melakukan penambahan modal melalui dua opsi penerbitan yaitu rights issue maupun private placement.
Hingga saat ini, perseroan belum memastikan jadwal pasti dari rencana tersebut. Namun, rencana tersbut diperkirakan dilakukan maksimal hingga 2019 mendatang.
"Itu yang sedang kami lakukan di internal jadi pilihan opsi yang paling baik. Jadi menyesuaikan hingga 2019 mendatang sepertinya," ungkapnya.
William menambahkan, pada tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun ini meningkat 20% dibandingkan dengan tahun lalu.
Peningkatan tersebut seiring dengan penambahan armada dari entitas anaknya yang bergerak di bidang pengangkutan dalam meningkatkan kapasitas produksi batubara perseroan.
Sebagai tambahan informasi, selama seminggu terakhir harga saham perseroan telah meningkat hingga 55,56%. Sedangkan selama sebulan terakhir harga saham AKSI telah naik 197,87%.
Pada semester I tahun ini, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 55,14% menjadi Rp 152,83 miliar dibandingkan dengan pendapatan di periode yang sama tahun lalu senilai Rp 98,51 miliar.
Sementara laba bersih AKSI meningkat signifikan 160% menjadi Rp 6,55 miliar dibandingkan dengan laba bersih pada semester I tahun lalu senilai Rp 2,52 miliar.
Pada 2017, perseroan melalui PT Rezki Batulicin Transport (RBT) selaku anak usahanya, telah melakukan investasi senilai Rp 132,7 miliar untuk pembelian double trailer sebanyak 20 set. Hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan transportasi batubara milik perseroan.
(hps) Next Article Eks Broker Saham Ini Resmi Ganti Nama, tapi Sahamnya Flat
Most Popular