
Rupiah Tertekan, Pejabat Serukan Masyarakat Tidak Panik
Arys Aditya, CNBC Indonesia
07 September 2018 09:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Pejabat pemerintah ramai-ramai menyerukan agar masyarakat tidak panik dan tetap tenang dalam menghadapi situasi sulit pelemahan nilai tukar rupiah.
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Pemerintah terus berupaya keras untuk menerapkan langkah-langkah penguatan mata uang rupiah.
Luhut mengatakan, Pemerintah bersama bank sentral dan Otoritas Jasa Keuangan terus berupaya menangani permasalahan ini.
Ia mengklaim Pemerintah bersama dua otoritas itu telah mengambil keputusan yang memadai untuk merespons kondisi terkini dan memperkuat rupiah yang terus-menerus tertekan.
"Saya sudah komunikasi dengan kawan-kawan di market, saya bilang tidak usah khawatir. Kami, BI dan OJK sudah taking care, duduk bersama dan menjaga kepentingan nasional," ujarnya, Kamis (6/9/2018).
Adapun, Kantor Staf Presiden menilai trend penurunan nilai mata uang rupiah berbanding Dolar AS yang saat ini terjadi tidak akan mencapai titik krisis moneter seperti tahun 1998.
Pemerintah juga diklaim tidak panik, tetapi lebih waspada dalam mengobservasi data market Indonesia serta berbagai perkembangan terkini di dunia internasional.
Deputi III bidang Pengelolaan Isu-isu Ekonomi Strategis KSP Denni Puspa Purbasari menekankan bahwa Indonesia memiliki pengalaman sebagai negara yang pernah mengalami krisis-krisis sebelumnya.
"Karena itu percayalah, pemerintah dapat melakukan aksi pencegahan agar kita tak jatuh dalam krisis," katanya, dikutip dari siaran resmi, Kamis (6/9/2018).
Ia menggarisbawahi agar masyarakat tidak perlu panik dan reaksioner menghadapi kondisi ini dan menegaskan bahwa situasi perekonomian Indonesia jauh lebih kuat ketimbang krisis finansial 1998 dan krisis global 2008, yang dibuktikan dengan kekuatan cadangan devisa.
(roy/roy) Next Article Dolar Tembus Rp 14.410, Ini Situasi Money Changer di Jakarta
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Pemerintah terus berupaya keras untuk menerapkan langkah-langkah penguatan mata uang rupiah.
"Saya sudah komunikasi dengan kawan-kawan di market, saya bilang tidak usah khawatir. Kami, BI dan OJK sudah taking care, duduk bersama dan menjaga kepentingan nasional," ujarnya, Kamis (6/9/2018).
Adapun, Kantor Staf Presiden menilai trend penurunan nilai mata uang rupiah berbanding Dolar AS yang saat ini terjadi tidak akan mencapai titik krisis moneter seperti tahun 1998.
Pemerintah juga diklaim tidak panik, tetapi lebih waspada dalam mengobservasi data market Indonesia serta berbagai perkembangan terkini di dunia internasional.
Deputi III bidang Pengelolaan Isu-isu Ekonomi Strategis KSP Denni Puspa Purbasari menekankan bahwa Indonesia memiliki pengalaman sebagai negara yang pernah mengalami krisis-krisis sebelumnya.
"Karena itu percayalah, pemerintah dapat melakukan aksi pencegahan agar kita tak jatuh dalam krisis," katanya, dikutip dari siaran resmi, Kamis (6/9/2018).
Ia menggarisbawahi agar masyarakat tidak perlu panik dan reaksioner menghadapi kondisi ini dan menegaskan bahwa situasi perekonomian Indonesia jauh lebih kuat ketimbang krisis finansial 1998 dan krisis global 2008, yang dibuktikan dengan kekuatan cadangan devisa.
(roy/roy) Next Article Dolar Tembus Rp 14.410, Ini Situasi Money Changer di Jakarta
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular