Setelah 5 hari Tertekan, Rupiah Akhirnya Melibas Yen

alfado agustio, CNBC Indonesia
06 September 2018 13:03
Nilai tukar rupiah terhadap yen jepang mampu menguat siang ini
Foto: Reuters/Yuriko Nakao/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia- Tren penguatan rupiah terhadap mata uang global kembali berlanjut. Setelah sebelumnya rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dolar Singapura, yuan, dan dolar Australia, kini giliran menguat terhadap yen Jepang.

Selain faktor global yang masih kondusif, kebijakan penyelamatan rupiah yang didengungkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI) ikut berkontribusi terhadap penguatan tersebut. 

Pada Kamis (6/9/2018) pukul 12:32 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 133,73. Rupiah menguat 0,09% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Penguatan ini mengakhiri tren pelemahan selama 5 hari beruntun.


Sejauh ini, kondisi ekonomi global masih aman meskipun ada ancaman perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Fase dengar pendapat yang dilakukan Presiden AS Donald Trump telah selesai dilakukan. Saat ini investor mencermati apakah Trump akan memutuskan pengenaan bea masuk impor bagi produk China senilai US$200 miliar.

Kondisi global yang masih tidak menentu ini mendorong pelaku pasar mengambil sikap menunggu dan mencermati (wait and see). Hal ini menyebabkan permintaan terhadap instrumen safe haven asset seperti yen Jepang melesu. 

Di sisi lain, penguatan rupiah datang dari sinergi BI dan Pemerintah. BI sebelumnya telah menggelontorkan dana senilai triliunan rupiah guna melakukan stabilitasi kurs melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN).

Pada Kamis pekan lalu, Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan bank sentral telah mengeluarkan Rp 3 triliun untuk membeli SBN di pasar sekunder. Sehari sebelumnya, dana yang dikeluarkan naik menjadi Rp 4,1 triliun. Lalu pada Senin pekan ini, jumlahnya adalah Rp 3 triliun dan kemarin Rp 1,8 triliun. 

Belum cukup di situ, operasi penyelamatan rupiah juga dilakukan pemerintah. Kemarin pemerintah menaikkan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 yang dikenakan atas impor sejumlah barang.
 
Akan ada 1.147 barang impor yang terkena kenaikan PPh. Rinciannya, 719 produk naik dari 2,5% menjadi 7,5%, 218 produk naik dari 2,5% menjadi 10%, dan 210 produk naik dari 7,5% menjadi 10%.  

Pada 2017, nilai impor 1.147 produk ini adalah US$6,6 miliar. Bila impor produk-produk ini berhasil dikurangi atau bahkan dihilangkan karena disinsentif fiskal, rupiah diharapkan tidak akan terlalu tertekan karena devisa yang 'terbang' ke luar negeri pun berkurang. 

Sementara itu, penguatan rupiah mendorong harga jual yen di beberapa bank nasional turun di bawah Rp 137/JPY. Berikut data kurs di empat bank nasional terbesar hingga pukul 12:50 WIB:

BankHarga BeliHarga Jual
Bank  BNIRp 130,76Rp 137,36
Bank BNIRp 132,20Rp 135,42
Bank BRIRp 130,73Rp 135,85
Bank BCARp 131,24Rp 137,79
 
TIM RISET CNBC INDONESIA


(alf/alf) Next Article Rupiah Menguat 0,03% terhadap Yen, Melanjutkan Tren Positif

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular