
Internasional
Rial Iran Semakin Tak Berdaya di Hadapan Dolar AS
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
05 September 2018 15:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan nilai tukar rial Iran terhadap dolar AS masih belum berhenti. Iran masih belum menemukan obat mujarab untuk menghadang dolar AS yang teramat perkasa.
Rabu (5/9/2018), rial Iran diperdagangkan di kisaran 146.000/US$. Mata uang negara Timur Tengah ini melemah setelah AS memberlakukan sanksi atas program nuklirnya.
Dolar AS bahkan sudah ditawarkan 146.500 per real, padahal sehari sebelumnya dolar AS ditawarkan 138.000 per real. menurut situs Bonbast.com yang melacak harga di pasar gelap.
Pada awal pekan ini, rial Iran mencapai titik terendah sepanjang waktu terhadap dolar AS. Penurunan ini didasari oleh pidato Gubernur Bank Sentral, Abdolnaser Hemmati, Sabtu. lalu. Ia memberlakukan pembatasan yang lebih ketat untuk mengalokasikan cadangan devisa, dikutip dari laporan jurnalis ekonomi Maziar Motamedi.
Hemmati mengatakan "Saya ingin lebih berhati-hati dalam mengalokasikan mata uang asing pada tingkat pemerintah," katanya dilansir dari AFP, menandakan potensi kekurangan mata uang keras yang akan datang.
Rial telah kehilangan 70% nilainya dalam satu tahun terakhir, terutama karena meningkatnya perseteruan dengan AS dan Iran mundur dari kesepakatan nuklir 2015 pada bulan Mei. Pernyataan resmi hanya menghasilkan sedikit dampak untuk menenangkan pasar.
Hemmati mengambil alih kepemimpinan pada bulan Agustus setelah pendahulunya dipecat, "tampaknya memiliki alasan ketika ia mengatakan di (pidato pengukuhannya) bahwa dia akan mencoba untuk meminimalkan pernyataan publik. Karena, setiap komentar yang datang dari pejabat tinggi yang bertujuan untuk menenangkan pasar telah memacu reaksi negatif," kata Motamedi.
Bank sentral mengetatkan peraturan pada peredaran mata uang asing yang masuk ke dalam sistem. Mereka juga menyerahkan tingkat pemerintah khusus sebesar 42.000 kepada importir tertentu, seperti mereka yang membeli barang-barang penting seperti obat-obatan.
(roy) Next Article Update: Virus Corona Tewaskan 1.523 Orang, 66.920 Terinfeksi
Rabu (5/9/2018), rial Iran diperdagangkan di kisaran 146.000/US$. Mata uang negara Timur Tengah ini melemah setelah AS memberlakukan sanksi atas program nuklirnya.
Hemmati mengatakan "Saya ingin lebih berhati-hati dalam mengalokasikan mata uang asing pada tingkat pemerintah," katanya dilansir dari AFP, menandakan potensi kekurangan mata uang keras yang akan datang.
Rial telah kehilangan 70% nilainya dalam satu tahun terakhir, terutama karena meningkatnya perseteruan dengan AS dan Iran mundur dari kesepakatan nuklir 2015 pada bulan Mei. Pernyataan resmi hanya menghasilkan sedikit dampak untuk menenangkan pasar.
Hemmati mengambil alih kepemimpinan pada bulan Agustus setelah pendahulunya dipecat, "tampaknya memiliki alasan ketika ia mengatakan di (pidato pengukuhannya) bahwa dia akan mencoba untuk meminimalkan pernyataan publik. Karena, setiap komentar yang datang dari pejabat tinggi yang bertujuan untuk menenangkan pasar telah memacu reaksi negatif," kata Motamedi.
Bank sentral mengetatkan peraturan pada peredaran mata uang asing yang masuk ke dalam sistem. Mereka juga menyerahkan tingkat pemerintah khusus sebesar 42.000 kepada importir tertentu, seperti mereka yang membeli barang-barang penting seperti obat-obatan.
(roy) Next Article Update: Virus Corona Tewaskan 1.523 Orang, 66.920 Terinfeksi
Most Popular