
Rupiah Terbantu Pelemahan Dolar AS dan 'Gegenpressing' BI
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 September 2018 09:28

Rupiah dan mata uang Asia lainnya sejauh ini mampu memanfaatkan dolar AS yang sedang tertekan. Pada pukul 09:09 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) melemah 0,09%. Padahal dini hari tadi, indeks ini mampu menguat sampai ke kisaran 0,3%.
Sepertinya, dolar AS sedang tertekan akibat ambil untung. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index sudah menguat 0,79%. Bahkan dalam 6 bulan terakhir, indeks ini sudah meroket 6,38%.
Angka-angka ini lumayan menggiurkan bagi investor yang ingin merealisasikan cuan. Apalagi akhir pekan ini akan ada pengumuman data angka pengangguran AS, yang bila hasilnya positif maka akan menjadi energi bagi greenback.
Investor yang keluar sekarang dan masuk lagi jelang pengumuman data itu bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan. Itulah bagaimana pasar bekerja, mencari untung sebesar-besarnya.
Kemungkinan kedua adalah Bank Indonesia (BI) sedang aktif bergerilya di pasar, baik valas maupun Surat Berharga Negara (SBN) untuk stabilisasi rupiah. Akhir-akhir ini, BI memang mengawal ketat rupiah. Kalau di sepakbola, mungkin bisa diibaratkan gegenpressing a la Juergen Klopp.
Perry Warjiyo, Gubernur BI, menegaskan bahwa rupiah yang menebus Rp 14.900/US$ sudah di luar fundamentalnya. Sentimen negatif dari luar begitu kuat sehingga mendorong rupiah keluar dari jalur.
"Kalau hitung-hitungan fundamental tidak seperti ini. Dari luar negeri, ada Turki, Argentina," tutur Perry.
Dengan situasi dolar AS yang tertekan dan pengawalan ketat BI, rupiah punya harapan untuk bangkit. Namun saat ini masih terlalu pagi, sehingga pelaku pasar tetap harus waspada. Apalagi penguatan rupiah hanya dalam rentang tipis, sehingga masih rentan untuk kembali terseret ke teritori depresiasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Sepertinya, dolar AS sedang tertekan akibat ambil untung. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index sudah menguat 0,79%. Bahkan dalam 6 bulan terakhir, indeks ini sudah meroket 6,38%.
Angka-angka ini lumayan menggiurkan bagi investor yang ingin merealisasikan cuan. Apalagi akhir pekan ini akan ada pengumuman data angka pengangguran AS, yang bila hasilnya positif maka akan menjadi energi bagi greenback.
Kemungkinan kedua adalah Bank Indonesia (BI) sedang aktif bergerilya di pasar, baik valas maupun Surat Berharga Negara (SBN) untuk stabilisasi rupiah. Akhir-akhir ini, BI memang mengawal ketat rupiah. Kalau di sepakbola, mungkin bisa diibaratkan gegenpressing a la Juergen Klopp.
Perry Warjiyo, Gubernur BI, menegaskan bahwa rupiah yang menebus Rp 14.900/US$ sudah di luar fundamentalnya. Sentimen negatif dari luar begitu kuat sehingga mendorong rupiah keluar dari jalur.
"Kalau hitung-hitungan fundamental tidak seperti ini. Dari luar negeri, ada Turki, Argentina," tutur Perry.
Dengan situasi dolar AS yang tertekan dan pengawalan ketat BI, rupiah punya harapan untuk bangkit. Namun saat ini masih terlalu pagi, sehingga pelaku pasar tetap harus waspada. Apalagi penguatan rupiah hanya dalam rentang tipis, sehingga masih rentan untuk kembali terseret ke teritori depresiasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular