Rupiah Tembus Rp 14.900/US$, Ini Penjelasan Bos BI

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan, posisi nilai tukar rupiah saat ini sudah tidak sesuai dengan fundamental perekonomian Indonesia yang sebenarnya.

Pilihan Redaksi Tahun Politik, Beranikah Jokowi Naikkan Harga BBM? Depresiasi Rupiah Tak Terbendung, IHSG Terseret Melemah 1% Rupiah Tembus Rp 14.900/US$, Bunga Acuan Harus Naik 50 Bps

"Betul kata pak Darmin dan bu Sri Mulyani, kalau itung-itungan fundamental tidak seperti ini," kata Perry di gedung parlemen, Selasa (4/9/2018).

Bagi bank sentral, tekanan terhadap nilai tukar murni berasal dari eksternal, meskipun di satu sisi tak dipungkiri ada faktor internal yang menyebabkan rupiah melemah terlalu dalam.

"Dari luar negeri apa? Turki, Argentina. Tapi sudah masuk lagi. Kemarin lelang SBN masuk lebih dari 4 kali lipat. Saham juga sudah masuk. Tapi begitu gonjang-ganjing Argentina, Turki keluar lagi," katanya.

"Dari dalam negeri, kami sampaikan pada para importir, korporasi yang membutuhkan dolar, tidak perlu nubruk-nubruk. Kami sudah sediakan swap," tegasnya.

Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. Rupiah pun masih bertahan di level Rp 14.900/US$.

Pada Selasa (4/9/2018) pukul 16:00 WIB, US$1 ditutup pada Rp 14.930 di pasar spot. Rupiah melemah 0,81% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.

Sementara itu, harga jual dolar AS di beberapa bank nasional telah menembus Rp 15.000/US$.