Rupiah Tembus Rp 14.900/US$, Bunga Acuan Harus Naik 50 Bps

Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
04 September 2018 17:47
Pada penutupan pasar hari ini, rupiah melemah ke Rp 14.930/US$. Sejak awal tahun, rupiah sudah melemah 9,9% lawan dolar AS.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kedodoran menghadapi penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah seperti tidak punya kekuatan lagi untuk menghambat laju penguatan greenback.

Bahkan rupiah sudah menembus level psikologis Rp 14.900/US$. Pada penutupan pasar hari ini rupiah terdampar di Rp 14.930/US$. Artinya, dalam dua hari terakhir rupiah sudah anjlok hingga 200 basis point (bps).

Tren pelemahan rupiah memang cukup kuat. Sejak awal tahun ini atau secara year to date (ytd), rupiah sudah terdepresiasi 9,99%.

Rupiah yang menebus level Rp 15.000/US$ tentu akan jadi masalah. Defisit neraca perdagangan akan semakin membengkak, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bank meningkat dan mempengaruhi daya beli masyarakat.

Bank Indonesia selaku otoritas moneter harus bertindak dengan menaikkan kembali suku bunga acuan, 7 day repo rate.

"Besok BI harus bertindak, naikkan 7-day repo rate 50 basis point," ujar Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri kepada CNBC Indonesia melalui pesan singkat, Selasa (4/8/2018)

Asal tahu saja, Dalam empat tahun terakhir BI telah menaikkan suku bunga acuan 125 bps menjadi 5,5%. BI selalu beralasan kenaikan Bunga acuan agar imbal hasil menarik bagi investor dan mengundang capital inflow.

Namun kenaikan bunga acuan juga harus memakan korban, pertumbuhan ekonomi. Tahun ini pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,4%.

(roy/roy) Next Article Breaking News! Dolar AS Tembus Rp 15.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular