
Dolar Tembus Rp 14.900, Analis: IHSG Bisa Terus Melemah
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
04 September 2018 17:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,04% ke level 5.905,30 pada perdagangan hari Selasa (4/9/2018). Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 5,56 triliun dengan volume sebanyak 8,69 miliar unit saham.
Tekanan terhadapĀ mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu katalis negatif bagi pergerakan IHSG hari ini. Tercatat rupiah bergerak melemah ke harga Rp 14.930 per satu dolar AS.
Analis Henan Putihrai Liza Camelia Suryanata mengatakan dari dalam negeri Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mengalami deflasi 0,05% menjadi faktor lainnya yang turut memengaruhi sentimen para pelaku pasar.
"Nah, kemarin itu kan deflasi ya. Jadi, secara tidak langsung membuat harga turun karena rendahnya daya beli konsumsi masyarakat. Walaupun bukan menjadi masalah besar, namun mumpung deflasi, diperkirakan ke depan ada celah untuk menaikkan suku bunga untuk menstabilkan rupiah saat ini," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (4/9/18).
Ia menambahkan, greenback yang terus menguat dikhawatirkan dapat memengaruhi biaya utang pemerintah dan melemahkan data makroekonomi.
Untuk itu, ia memperkirakan IHSG masih akan terus mengalami tekanan pada bulan ini hingga bulan mendatang.
"Kalau sentimen pemerintah mulai menurunkan subsidi BBM, penetapan regulasi B20 dan lainnya itu efeknya tidak langsung. Jadi bila hal ini terus berlanjut, ditambah dengan tekanan dari rupiah maka market tidak akan bisa segera sembuh," ungkapnya.
Sementara itu, analis Panin Sekuritas William Hartanto menambahkan tekanan terhadap IHSG masih akan terus berlanjut menyusul ketidakpasian global akibat perang dagang dari AS kepada sejumlah negara.
"Selain masih dari rupiah, IHSG masih bisa menurun lagi. Bulan ini diprediksi range di level 5.700-6.000," ungkapnya.
(prm) Next Article BI Tahan Bunga Acuan, IHSG Pekan Ini Diramal Bullish
Tekanan terhadapĀ mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu katalis negatif bagi pergerakan IHSG hari ini. Tercatat rupiah bergerak melemah ke harga Rp 14.930 per satu dolar AS.
Analis Henan Putihrai Liza Camelia Suryanata mengatakan dari dalam negeri Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mengalami deflasi 0,05% menjadi faktor lainnya yang turut memengaruhi sentimen para pelaku pasar.
![]() Penukaran rupiah-dolar AS |
Ia menambahkan, greenback yang terus menguat dikhawatirkan dapat memengaruhi biaya utang pemerintah dan melemahkan data makroekonomi.
Untuk itu, ia memperkirakan IHSG masih akan terus mengalami tekanan pada bulan ini hingga bulan mendatang.
"Kalau sentimen pemerintah mulai menurunkan subsidi BBM, penetapan regulasi B20 dan lainnya itu efeknya tidak langsung. Jadi bila hal ini terus berlanjut, ditambah dengan tekanan dari rupiah maka market tidak akan bisa segera sembuh," ungkapnya.
Sementara itu, analis Panin Sekuritas William Hartanto menambahkan tekanan terhadap IHSG masih akan terus berlanjut menyusul ketidakpasian global akibat perang dagang dari AS kepada sejumlah negara.
"Selain masih dari rupiah, IHSG masih bisa menurun lagi. Bulan ini diprediksi range di level 5.700-6.000," ungkapnya.
(prm) Next Article BI Tahan Bunga Acuan, IHSG Pekan Ini Diramal Bullish
Most Popular