Analisis Teknikal

IHSG Turun Karena Asing dan Rupiah, Begini Pergerakannya

yazid muamar, CNBC Indonesia
04 September 2018 14:14
IHSG ditutup koreksi 42 poin (-0,71%) ke level 5.924 pada setengah hari pertama perdagangan pada Selasa (4/9/2018).
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan koreksi sebesar 42 poin (-0,71%) ke level 5.924 pada setengah hari pertama perdagangan pada Selasa (4/9/2018).

Mengutip data bursa, nilai transaksi sesi I mencapai Rp 2,4 triliun. Indeks sektor sektor industri dasar mimpin koreksi dengan penurunan sebesar 1,23% disusul sektor keuangan yang tertekan sebesar 0,96% menjadikan keduanya sebagai pemberat indeks siang ini.

Investor asing kembali membukukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 122 miliar, atau meningkat dibandingkan dengan net sell setengah hari pertama pada perdagagnan kemarin (yang mencapai Rp 39 miliar) di pasar reguler.

Padahal, pagi tadi indeks bursa nasional dibuka dengan penguatan (gap up) sebanyak 7 poin (+0,12%). Sayangnya, laju penguatan itu berkurang hingga menyentuh level 5.924 (-0,73%) pada pukul 11:52, yang menjadi level terendahnya pada sesi I.

Pelemahan indeks seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hingga pukul 12:00 WIB di pasar spot, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.897 atau melemah 0,59% dibandingkan penutupan kemarin, menjadikan rupiah terlemah sejak 1998.

Lalu, kemana indeks bergerak pada sesi II? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut.
IHSG Turun Karena Asing dan Rupiah, Begini PergerakannyaSumber: Reuters
Kami memperkirakan pada sesi II indeks cenderung melemah meski terbatas. Dimulai dari analisa grafik penutupan berbentuk lilin hitam pendek (short black candle) yang terbentuk dan memberikan sinyal penurunan.

Indeks terlihat sedang memasuki periode tekanan secara jangka pendek, karena bergerak di bawah garis rerata harga selama 5, 10 dan 20 harinya (MA 5, MA 10 dan MA 20) menurut indikator teknikal rerata pergerakan harga (moving average/MA).

Indeks cenderung melemah karena telah membentuk posisi persilangan turun (dead cross) menurut indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD).

TIM RISET CNBC INDONESIA

Baca: Sentimen Negatif Mendominasi, Mampukah IHSG Menguat?
(yam/hps) Next Article IHSG Sesi I Turun 0,53%, Tetapi Masih Ada Harapan Sesi II

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular