
Analisis Teknikal
Sentimen Negatif Mendominasi, Mampukah IHSG Menguat?
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
04 September 2018 08:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Kami memperkirakan hari ini, Senin (3/9/2018), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif dengan kecenderungan mengalami koreksi dalam rentang perdagangan antara 5.947 hingga 6.012.
Tim Riset CNBC Indonesia mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal. Meskipun pada penutupan kemarin indeks membentuk grafik berpola lilin hitam penutup (bearish engulfing) yang sifat cenderung akan turun meski bersifat sedang.
Indeks juga dipersepsikan cenderung melemah menurut indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD). Apalagi, pelemahan itu belum mencapai level jenuh jualnya menurut indikator stochastic slow sehingga berpotensi turun lagi.
Kemarin, IHSG ditutup terkoreksi 50 poin (-0,84%) ke 5.967, kembali di bawah level psikologis 6.000.
Meskipun awalnya dibuka menguat dengan kenaikan (gap up) sebanyak 7 poin, penguatan di sesi satu tersebut terus berkurang setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus 2018, yang menunjukkan adanya deflasi sebesar 0,05%.
Meski komponen inti masih mengalami inflasi sebesar 0,3% pada periode yang sama, pelaku pasar masih menanggapinya dengan menjual saham-saham sektor konsumer.
Memasuki sesi II, indeks cenderung bergerak mendatar hingga akhirnya melemah di akhir perdagangan karena derasnya sentimen negatif dari global seperti perang dagang dan krisis moneter sejumlah negara yang membuat rupiah makin terpuruk di hadapan dolar AS.
Hingga penutupan di pasar spot pukul 16:00 WIB, rupiah tercatat melemah 0,58% dibandingkan penutupan kemarin, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.810, menjadikan rupiah terlemah sejak krisis moneter 1998.
Mengutip data bursa, transaksi hari ini mencapai Rp 4,99 triliun. Indeks sektor konsumer dan keuangan menjadi pemberat IHSG dengan koreksi masing-masing 0,84%. Namun demikian, investor asing masih melanjutkan aksi penjualan bersih (net sell) dengan total nilai Rp 265 miliar di pasar reguler.
Dari Amerika Serikat (AS), bursa AS ditutup bervariasi di antaranya: Indeks Dow Jones (-0,09%) dan S&P 500 (+0,01%). Dari Asia, bursa cenderung terkoreksi diantaranya: Nikkei (-0,29%), ASX 200 (-0,22%) dan Kospi (-0,12%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article IHSG Cenderung Melemah di Tengah Koreksi Harga Batu Bara
Tim Riset CNBC Indonesia mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal. Meskipun pada penutupan kemarin indeks membentuk grafik berpola lilin hitam penutup (bearish engulfing) yang sifat cenderung akan turun meski bersifat sedang.
Indeks juga dipersepsikan cenderung melemah menurut indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD). Apalagi, pelemahan itu belum mencapai level jenuh jualnya menurut indikator stochastic slow sehingga berpotensi turun lagi.
![]() |
Meski komponen inti masih mengalami inflasi sebesar 0,3% pada periode yang sama, pelaku pasar masih menanggapinya dengan menjual saham-saham sektor konsumer.
Memasuki sesi II, indeks cenderung bergerak mendatar hingga akhirnya melemah di akhir perdagangan karena derasnya sentimen negatif dari global seperti perang dagang dan krisis moneter sejumlah negara yang membuat rupiah makin terpuruk di hadapan dolar AS.
Hingga penutupan di pasar spot pukul 16:00 WIB, rupiah tercatat melemah 0,58% dibandingkan penutupan kemarin, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.810, menjadikan rupiah terlemah sejak krisis moneter 1998.
Mengutip data bursa, transaksi hari ini mencapai Rp 4,99 triliun. Indeks sektor konsumer dan keuangan menjadi pemberat IHSG dengan koreksi masing-masing 0,84%. Namun demikian, investor asing masih melanjutkan aksi penjualan bersih (net sell) dengan total nilai Rp 265 miliar di pasar reguler.
Dari Amerika Serikat (AS), bursa AS ditutup bervariasi di antaranya: Indeks Dow Jones (-0,09%) dan S&P 500 (+0,01%). Dari Asia, bursa cenderung terkoreksi diantaranya: Nikkei (-0,29%), ASX 200 (-0,22%) dan Kospi (-0,12%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article IHSG Cenderung Melemah di Tengah Koreksi Harga Batu Bara
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular