Kata Kunci Rupiah Hari ini: Terlemah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 September 2018 10:44
Laju Dolar AS Belum Terhenti
Ilustrasi Uang (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Tidak hanya di Asia, dolar AS memang menguat di mana-mana. Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama) menguat 0,11%. 

Investor global masih cenderung lari ke pelukan dolar AS karena kekhawatiran perang dagang. Tensi AS-Kanada masih tinggi karena buntunya perundingan dagang pekan lalu. K

egagalan perundingan dengan Kanada membuat Trump berkeras mengajukan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dengan anggota AS dan Meksiko. Sikap Trump terhadap Kanada pun kian galak. 

"Kongres tidak perlu ikut campur atau saya tidak akan menyetujui NAFTA sama sekali. Itu justru jauh lebih baik," cuit Trump di Twitter, akhir pekan lalu. 

Risiko perang dagang membuat pelaku pasar enggan mengambil risiko. Aset-aset berisiko di negara berkembang mengalami pelepasan secara massal sehingga mata uang negara berkembang melemah. 

Di Indonesia, pelepasan aset yang terjadi di pasar obligasi pemerintah terlihat dari kenaikan imbal hasil (yield). Saat yield naik, artinya harga sedang turun karena sepinya permintaan atau bahkan aksi jual. 

Berikut perkembangan yield obligasi negara, di mana terjadi kenaikan di seluruh tenor: 

 

Sementara di pasar saham, investor asing melakukan jual bersih Rp 128,94 miliar pada pukul 10:31 WIB. Aksi jual ini menjadi pemberat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah 0,51%. 

Seretnya arus modal ini membuat rupiah kekurangan modal untuk menguat. Oleh karena itu, wajar bila rupiah sulit bicara banyak di hadapan greenback.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular