
Jangan Panik, Performa Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang 2015
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 September 2018 16:21

Tahun ini, situasinya hampir sama. The Fed juga memberi tekanan berupa kenaikan suku bunga. Kali ini pertanyaannya bukan kapan dinaikkan, tapi seberapa besar kenaikannya.
Jerome Powell dan kolega memang lumayan agresif tahun ini. Pelaku pasar memperkirakan The Fed menaikkan suku bunga empat kali sepanjang 2018, lebih banyak ketimbang proyeksi sebelumnya yaitu tiga kali.
Lagi-lagi sentimen suku bunga acuan The Fed berhasil menyedot arus modal ke AS. Di tengah negara maju lainnya yang masih cenderung akomodatif, AS memang tidak ada lawan. Tidak heran dolar AS begitu diburu pelaku pasar yang berharap keuntungan.
Sementara dari dalam negeri, kekhawatiran transaksi berjalan pun kembali mengemuka. Pada kuartal II-2018, transaksi berjalan Indonesia mencatatkan defisit 3,04% PDB. Ini merupakan yang terdalam sejak kuartal III-2014.
Namun, mengapa pada 2015 rupiah tidak sampai menembus Rp 14.800/US$? Mengapa kala itu pelemahan rupiah paling mentok ada di Rp 14.695/US$?
(aji/dru)
Jerome Powell dan kolega memang lumayan agresif tahun ini. Pelaku pasar memperkirakan The Fed menaikkan suku bunga empat kali sepanjang 2018, lebih banyak ketimbang proyeksi sebelumnya yaitu tiga kali.
Lagi-lagi sentimen suku bunga acuan The Fed berhasil menyedot arus modal ke AS. Di tengah negara maju lainnya yang masih cenderung akomodatif, AS memang tidak ada lawan. Tidak heran dolar AS begitu diburu pelaku pasar yang berharap keuntungan.
Namun, mengapa pada 2015 rupiah tidak sampai menembus Rp 14.800/US$? Mengapa kala itu pelemahan rupiah paling mentok ada di Rp 14.695/US$?
(aji/dru)
Pages
Most Popular