
Ternyata, Ini Penyebab Rupiah Bisa Sampai Rp 14.800/US$
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
03 September 2018 15:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar kurang enak terdengar dari pasar. Para eksportir, yang diuntungkan oleh penguatan dolar AS justru tak mau menukarkan dolarnya ke rupiah. Saat ini terjadi keketatan likuiditas dolar di pasar yang mengakibatkan rupiah jatuh ke Rp 14.800/US$.
"Eksportir tak mau lepas dolarnya. Mereka mematok di level kurs di atas Rp 14.850/US$ lebih, kalau sudah lebih baru mau melepas dolarnya. Jadi stok dolar di pasar kurang," bisik pejabat negara yang tak ingin disebutkan namanya memberikan penjelasan ke CNBC Indonesia, Senin (3/9/2018).
Ketika penguatan dolar AS terjadi, seharusnya dolar dikembalikan ke pasar oleh eksportir dengan menukarkannya ke rupiah. Saat ini justru para eksportir membeli dolar. "Yang ada mereka malah membuat rupiah kian jatuh. Mereka mempermainkan negara ini. Ngga peduli kurs berapa, mereka tak mau jual valas," tutur pejabat tersebut menambahkan.
Jokowi Panggil BI dan Menteri
Siang ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dan sejumlah Menteri Kabinet Kerja di Istana Presiden, Senin (3/9/2018).
Beberapa pejabat yang hadir selain bos bank sentral adalah dua Menko Jokowi yaitu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Selain itu, turut hadir pula Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Meski demikian, para pejabat yang hadir masih tutup mulut perihal apa yang akan dibahas kepala negara.
"Saya belum tahu. Nanti kalau keluar, baru sudah tahu," kata Sri Mulyani di kompleks Istana Merdeka.
Sebagai informasi, pada Senin (3/9/2018) pukul 15:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.820 di pasar spot. Rupiah melemah 0,65% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
(dru) Next Article Terungkap! Ini Penyebab Rupiah Keok ke Rp 14.800/US$
"Eksportir tak mau lepas dolarnya. Mereka mematok di level kurs di atas Rp 14.850/US$ lebih, kalau sudah lebih baru mau melepas dolarnya. Jadi stok dolar di pasar kurang," bisik pejabat negara yang tak ingin disebutkan namanya memberikan penjelasan ke CNBC Indonesia, Senin (3/9/2018).
Ketika penguatan dolar AS terjadi, seharusnya dolar dikembalikan ke pasar oleh eksportir dengan menukarkannya ke rupiah. Saat ini justru para eksportir membeli dolar. "Yang ada mereka malah membuat rupiah kian jatuh. Mereka mempermainkan negara ini. Ngga peduli kurs berapa, mereka tak mau jual valas," tutur pejabat tersebut menambahkan.
Jokowi Panggil BI dan Menteri
Siang ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dan sejumlah Menteri Kabinet Kerja di Istana Presiden, Senin (3/9/2018).
Beberapa pejabat yang hadir selain bos bank sentral adalah dua Menko Jokowi yaitu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Selain itu, turut hadir pula Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Meski demikian, para pejabat yang hadir masih tutup mulut perihal apa yang akan dibahas kepala negara.
"Saya belum tahu. Nanti kalau keluar, baru sudah tahu," kata Sri Mulyani di kompleks Istana Merdeka.
Sebagai informasi, pada Senin (3/9/2018) pukul 15:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.820 di pasar spot. Rupiah melemah 0,65% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
(dru) Next Article Terungkap! Ini Penyebab Rupiah Keok ke Rp 14.800/US$
Most Popular