Rupiah Tembus Rp 14.800/US$, Investor Asing Net Sell Rp 53 M

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 September 2018 14:24
Investor asing membawa kabur Rp 53 miliar dari pasar saham pada perdagangan hari ini.
Foto: Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing membawa kabur Rp 53 miliar dari pasar saham pada perdagangan hari ini. Padahal pada pagi hari, investor asing masih membukukan beli bersih sekitar Rp 5 miliar. Aksi jual investor asing ikut memotori pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sebesar 0,79% ke level 5.971,06. Ada 2 hal yang memicu aksi jual investor asing.

Pertama, pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa Indonesia mencatatkan deflasi sebesar 0,05% MoM sepanjang bulan Agustus. Padahal, konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan adanya inflasi sebesar 0,07% MoM.

Adanya deflasi menunjukkan bahwa tingkat konsumsi masyrakat Indonesia cenderung lemah. Lonjakan konsumsi yang terjadi pada kuartal-II lantaran kehadiran bulan puasa dan lebaran nampak sulit untuk dilanjutkan pada kuartal-III.

Saham-saham yang dilepas investor asing pun merupakan saham-saham yang erat kaitannya dengan tingkat konsumsi masyarakat, yakni PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 19,1 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 18,5 miliar), PT Multi Bintang Indonesia Tbk/MLBI (Rp 15,7 miliar), PT HM Sampoerna Tbk (Rp 2,6 miliar), PT Matahari Department Store Tbk/LPPF (Rp 1,8 miliar), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (Rp 388,6 juta).

Faktor kedua yang melandasi aksi jual investor asing adalah pelemahan nilai tukar rupiah. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,58% di pasar spot melawan dolar AS ke level Rp 14.810. Ketika rupiah melemah melawan dolar AS, berinvestasi dalam instrumen yang berbasis rupiah menjadi kurang menarik lantaran ada potensi rugi kurs yang harus ditanggung.

Semakin mencuatnya persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini oleh the Federal Reserve membuat rupiah keok melawan dolar AS. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures, kini terdapat 71,2% kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini, naik dari posisi 31 Agustus 2018 yang sebesar 70,1%.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(ank/roy) Next Article Analis : Net Sell Asing Hanya Bersifat Sementara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular