
Internasional
Jumlah Video Game Baru Dibatasi, Saham Tencent Anjlok 5%
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
31 August 2018 19:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa pekan setelah bermasalah dengan regulator konten China karena merilis video game yang sangat ditunggu-tunggu, raksasa teknologi Tencent kembali berseteru dengan pemerintah.
Pada hari Kamis (30/8/2018), Kementerian Pendidikan China merilis sebuah catatan terkait rencananya untuk membatasi peningkatan masalah kesehatan mata di kalangan generasi muda.
Dalam dokumen berbahasa China, kementerian mengatakan miopia atau rabun jauh menjadi isu "sangat parah" yang bisa menyebabkan masalah besar untuk negara itu di masa depan.
Beberapa penyebab yang disebut di dalam dokumen dikaitkan dengan peningkatan tren penglihatan jarak dekat di kalangan pemuda China. Penyebabnya termasuk beban sekolah yang berat, perangkat ponsel dan elektronik lain yang berkembang biak, serta kurangnya aktivitas luar ruangan dan olahraga.
Dalam rekomendasinya, Kementerian Pendidikan China menyarankan pengendalian jumlah perizinan untuk video game daring (online) baru, menerapkan sistem peringkat umur untuk permainan, serta pembatasan waktu untuk bermain game online.
Dalam catatan di siang hari, perusahaan riset pasar Niko Partners mengatakan dua dari rekomendasi itu "pernah disebutkan sebelumnya". Namun, saran pembatasan jumlah video game online baru adalah usulan yang belum pernah diutarakan dan "kemungkinan akan memiliki dampak paling tinggi".
Dengan menyebut dokumen "tidak serinci yang kami bayangkan," Niko Partners mengatakan lisensi permainan di China kemungkinan akan berlanjut dalam beberapa bentuk setelah rincian kebijakan yang lebih rinci dirilis. Mereka juga menambahkan bahwa "untuk saat ini, tidak jelas apakah kebijakan pada akhirnya akan membatasi atau tidak".
Sembari rekomendasi untuk membatasi perizinan video game yang baru dilaksanakan, "perusahaan-perusahaan game lebih kecil yang hanya memiliki beberapa potensi judul [permainan] populer akan lebih menderita daripada perusahaan-perusahaan game besar," katanya.
Dalam perdagangan hari Jumat (31/8/2018), sehari setelah pengumuman tersebut, saham Tencent anjlok lebih dari 5,6% dari penutupan perdagangan hari Kamis. Kemudian, harga saham berhasil rebound dari posisi tersebut.
"Menurut saya berita yang tersiar [pada hari Kamis] terkait pengawasan penggunaan game mirip dengan sejumlah kesempatan ketika pembatasan game pada kalangan muda di China muncul sebelumnya. Jadi terkait hal ini, menurut saya ini hanyalah reaksi jangka pendek," kata Kevin Leung selaku Direktur Eksekutif Strategi Investasi di Haitong International Securities yang berbasis di Hong Kong.
"Namun dalam gambaran yang lebih besar, ini sesuai dengan kebijakan China dalam memberi tekanan yang lebih kuat terhadap permainan," kata Leung, seraya menambahkan bahwa tren kemungkinan akan berlanjut "setidaknya" dalam dua kuartal ke depan.
Kabar tentang pembatasan itu muncul setelah Tencent melaporkan penurunan laba untuk pertama kalinya dalam 13 tahun.
(roy) Next Article Update: Virus Corona Tewaskan 1.523 Orang, 66.920 Terinfeksi
Pada hari Kamis (30/8/2018), Kementerian Pendidikan China merilis sebuah catatan terkait rencananya untuk membatasi peningkatan masalah kesehatan mata di kalangan generasi muda.
Dalam dokumen berbahasa China, kementerian mengatakan miopia atau rabun jauh menjadi isu "sangat parah" yang bisa menyebabkan masalah besar untuk negara itu di masa depan.
Dalam catatan di siang hari, perusahaan riset pasar Niko Partners mengatakan dua dari rekomendasi itu "pernah disebutkan sebelumnya". Namun, saran pembatasan jumlah video game online baru adalah usulan yang belum pernah diutarakan dan "kemungkinan akan memiliki dampak paling tinggi".
Dengan menyebut dokumen "tidak serinci yang kami bayangkan," Niko Partners mengatakan lisensi permainan di China kemungkinan akan berlanjut dalam beberapa bentuk setelah rincian kebijakan yang lebih rinci dirilis. Mereka juga menambahkan bahwa "untuk saat ini, tidak jelas apakah kebijakan pada akhirnya akan membatasi atau tidak".
Sembari rekomendasi untuk membatasi perizinan video game yang baru dilaksanakan, "perusahaan-perusahaan game lebih kecil yang hanya memiliki beberapa potensi judul [permainan] populer akan lebih menderita daripada perusahaan-perusahaan game besar," katanya.
Dalam perdagangan hari Jumat (31/8/2018), sehari setelah pengumuman tersebut, saham Tencent anjlok lebih dari 5,6% dari penutupan perdagangan hari Kamis. Kemudian, harga saham berhasil rebound dari posisi tersebut.
"Menurut saya berita yang tersiar [pada hari Kamis] terkait pengawasan penggunaan game mirip dengan sejumlah kesempatan ketika pembatasan game pada kalangan muda di China muncul sebelumnya. Jadi terkait hal ini, menurut saya ini hanyalah reaksi jangka pendek," kata Kevin Leung selaku Direktur Eksekutif Strategi Investasi di Haitong International Securities yang berbasis di Hong Kong.
"Namun dalam gambaran yang lebih besar, ini sesuai dengan kebijakan China dalam memberi tekanan yang lebih kuat terhadap permainan," kata Leung, seraya menambahkan bahwa tren kemungkinan akan berlanjut "setidaknya" dalam dua kuartal ke depan.
Kabar tentang pembatasan itu muncul setelah Tencent melaporkan penurunan laba untuk pertama kalinya dalam 13 tahun.
(roy) Next Article Update: Virus Corona Tewaskan 1.523 Orang, 66.920 Terinfeksi
Most Popular