Terlemah Kedua Asia, Terlemah Sejak 2015, Rupiah Sedang Apes

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 August 2018 16:59
Rilis Data Dongkrak Dolar AS
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)
Dolar AS memang masih sulit tertandingi, penguatannya terjadi secara luas. Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,06% pada pukul 16:25 WIB. 

Setidaknya ada dua energi penopang penguatan dolar AS. Pertama adalah rilis data pertumbuhan ekonomi AS kuartal II-2018 yang direvisi ke atas dari 4,1% menjadi 4,2%. 


"Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2018 mencerminkan kenaikan konsumsi barang dan jasa, investasi pelaku usaha, ekspor, dan belanja pemerintah. Sementara inventori dan investasi properti menurun. Impor, yang menjadi faktor pengurang dalam pertumbuhan ekonomi, juga menurun," sebut laporan Kementerian Perdagangan AS. 

Faktor kedua adalah jelang rilis data Core Personal Consumption Expenditure (Core PCE) periode Juli 2018. Core PCE menunjukkan konsumsi masyarakat minus barang-barang musiman sehingga bisa menjadi indikator laju inflasi dan daya beli. Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) memilih menggunakan indikator PCE untuk memonitor inflasi, sehingga data ini menjadi penting. 

Pada Juni 2018, PCE tercatat di 1,9% secara year-on-year (YoY), dan pada Juli diperkirakan berada di 2% menurut konsensus pasar yang dihimpun Reuters. Angka 2% itu adalah target yang dipatok The Fed, angka yang dinilai sebagai batas aman inflasi sehat. 

Bila benar batas itu sudah tercapai, ditambah lagi dengan pertumbuhan ekonomi AS yang semakin kencang, maka kian cukup alasan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan pada rapat 26 September. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan suku bunga acuan menjadi 2-2,5% dalam rapat tersebut mencapai 96%. 

Dengan aura kenaikan suku bunga yang semakin terasa, tidak heran pelaku pasar berkerumun di dekat dolar AS. Mata uang ini akan semakin manis jika ada kenaikan suku bunga, karena nilainya akan naik seiring terjaganya ekspektasi inflasi. 

Oleh karena itu, memang sulit untuk menandingi dolar AS. Bahkan jika data Core PCE nanti sesuai atau di atas ekspektasi pasar, maka dolar AS akan mendapat tambahan doping yang lebih kuat. Jangan heran kalau besok rupiah dan mata uang Asia lainnya kembali melemah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular