Kanada dan Argentina Menjadi Fokus Pelaku Obligasi Negara
Irvin Avriano A, CNBC Indonesia
30 August 2018 10:11

Berikut disampaikan beberapa agenda dan faktor lain yang dapat memengaruhi pasar obligasi global dan domestik yang dihimpun Kiwoom Sekuritas.
• US MBA Mortgage Applications turun dari sebelumnya 4,2% menjadi -1,7%. Mencerminkan belum membaiknya konsumsi di Amerika Serikat (AS), yang berarti cukup baik untuk meredam agresivitas bank sentral AS menaikkan suku bunga acuannya tahun ini.
• US GDP Price Index tidak berubah di 3%. Indikasinya akan berdampak netral.
• US Personal Consumption turun dari sebelumnya 4% menjadi 3,8%. Menunjukkan adanya perbaikan konsumsi dan perekonomian AS, yang dapat meningkatkan agresivitas
• Japan Consumer Confidence turun dari sebelumnya 43,5 menjadi 43,3. Perbaikan ekonomi di negara maju selain AS dapat memicu optimisme global terkait dengan perbaikan ekonomi dunia dan adanya alternatif investasi yang selama ini terpusat di Negara Paman Sam.
• Kementerian Keuangan telah melakukan penerbitan surat berharga negara (SBN) seri FR0072, senilai Rp 1 triliun dengan kupon 8,25% dan imbal hasil (yield) 8,36% dengan cara penawaran terbatas (private placement) pada 29 Agustus 2018.
• Surat berharga syariah negara (SBSN) seri juga PBSNT 001 diterbitkan secara private placement senilai Rp 1,5 triliun. SBSN yang diterbitkan tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. PBSNT 001 memiliki tingkat imbal hasil 8%, kupon Fixed 8%, dan jatuh tempo 29 August 2023.
• Pemerintah juga menerbitkan SBN seri FRNT001 senilai Rp 3,5 triliun yang juga tidak dapat diperdagangkan. Seri ini memiliki kupon 8%, imbal hasil 8%, dan jatuh tempo 29 August 2023.
• PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melihat kesempatan mencari dana sekitar Rp 12 triliun dari obligasi pada 2019 - 2021. Perusahaan juga berencana menerbitkan obligasi Rp 2 triliun pada awal 2019.
TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/roy)
• US MBA Mortgage Applications turun dari sebelumnya 4,2% menjadi -1,7%. Mencerminkan belum membaiknya konsumsi di Amerika Serikat (AS), yang berarti cukup baik untuk meredam agresivitas bank sentral AS menaikkan suku bunga acuannya tahun ini.
• US GDP Price Index tidak berubah di 3%. Indikasinya akan berdampak netral.
• Japan Consumer Confidence turun dari sebelumnya 43,5 menjadi 43,3. Perbaikan ekonomi di negara maju selain AS dapat memicu optimisme global terkait dengan perbaikan ekonomi dunia dan adanya alternatif investasi yang selama ini terpusat di Negara Paman Sam.
• Kementerian Keuangan telah melakukan penerbitan surat berharga negara (SBN) seri FR0072, senilai Rp 1 triliun dengan kupon 8,25% dan imbal hasil (yield) 8,36% dengan cara penawaran terbatas (private placement) pada 29 Agustus 2018.
• Surat berharga syariah negara (SBSN) seri juga PBSNT 001 diterbitkan secara private placement senilai Rp 1,5 triliun. SBSN yang diterbitkan tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. PBSNT 001 memiliki tingkat imbal hasil 8%, kupon Fixed 8%, dan jatuh tempo 29 August 2023.
• Pemerintah juga menerbitkan SBN seri FRNT001 senilai Rp 3,5 triliun yang juga tidak dapat diperdagangkan. Seri ini memiliki kupon 8%, imbal hasil 8%, dan jatuh tempo 29 August 2023.
• PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melihat kesempatan mencari dana sekitar Rp 12 triliun dari obligasi pada 2019 - 2021. Perusahaan juga berencana menerbitkan obligasi Rp 2 triliun pada awal 2019.
TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/roy)
Pages
Most Popular