
Analis: Minim Sentimen Negatif, IHSG Mampu Lanjutkan Reli
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
30 August 2018 07:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,37% ke level 6,065.15 pada perdagangan kemarin Rabu (29/8/2018). Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 7,95 triliun dengan volume sebanyak 9,57 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 342.957 kali.
Tujuh dari sembilan sektor industri mengalami penguatan. Kenaikan terbesar pada sektor agrikultur (+2,26%) dan aneka industri (+1,35%), sedangkan yang mengalami penurunan terbesar sektor keuangan (-0,47%), industri dasar (-0,01%).
Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas Wiliam Surya mengatakan pola pergerakan IHSG menunjukkan pergerakan konsolidasi wajar di tengah sentimen beredar yang cukup minim baik dari dalam maupun luar negeri.
Dirinya menambahkan, IHSG berpotensi menguat dalam perdagangan hari ini, Kamis (30/8/2018), melihat pasar masih akan terlihat tenang dan terkonsolidasi wajar.
"Peluang koreksi jika terjadi, masih dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka menengah-panjang. Today range berada di level 5.872-6.226," ungkapnya dalam sebuah catatan riset.
Sementara itu, Associate Director serta analis Kiwoom Sekuritas Maximilianus Nico dan Johan Trihantoro menambahkan kesepakatan perjanjian dagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Meksiko tampaknya telah mendorong kenaikan bursa regional Asia.
Namun, pasar tentunya dapat mencermati menjelang batas waktu pengenaan tarif impor barang-barang dari Cina oleh AS pada 5 September 2018 mendatang.
"Secara teknikal, indeks IHSG di prediksi masih berpeluang untuk melanjutkan penguatan dengan support dan resistance di level 6.023-6.085," menurut catatan riset Kiwoom.
Kembali ke dalam negeri, volatilitas yang masih cukup tinggi pada rupiah masih menjadi perhatian utama, meskipun secara Bank Indonesia terus melakukan intervensi.
Kiwoom menambahkan fokus berikutnya akan beralih kepada penantian data PCE Deflator YoY di AS serta data inflasi dalam negeri yang akan keluar pada awal bulan.
Sedangkan Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada menambahkan IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 6.023-6.050 dan Resisten diharapkan dapat menyentuh kisaran 6.084-6.100.
"Meski terjadi pelemahan namun, laju IHSG masih mampu bertahan di atas level 6.000. Harapan akan adanya penguatan lanjutan pun kembali hadir, namun tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat menahan penguatan IHSG," ujar Reza.
(prm) Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend
Tujuh dari sembilan sektor industri mengalami penguatan. Kenaikan terbesar pada sektor agrikultur (+2,26%) dan aneka industri (+1,35%), sedangkan yang mengalami penurunan terbesar sektor keuangan (-0,47%), industri dasar (-0,01%).
Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas Wiliam Surya mengatakan pola pergerakan IHSG menunjukkan pergerakan konsolidasi wajar di tengah sentimen beredar yang cukup minim baik dari dalam maupun luar negeri.
"Peluang koreksi jika terjadi, masih dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka menengah-panjang. Today range berada di level 5.872-6.226," ungkapnya dalam sebuah catatan riset.
Sementara itu, Associate Director serta analis Kiwoom Sekuritas Maximilianus Nico dan Johan Trihantoro menambahkan kesepakatan perjanjian dagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Meksiko tampaknya telah mendorong kenaikan bursa regional Asia.
Namun, pasar tentunya dapat mencermati menjelang batas waktu pengenaan tarif impor barang-barang dari Cina oleh AS pada 5 September 2018 mendatang.
"Secara teknikal, indeks IHSG di prediksi masih berpeluang untuk melanjutkan penguatan dengan support dan resistance di level 6.023-6.085," menurut catatan riset Kiwoom.
Kembali ke dalam negeri, volatilitas yang masih cukup tinggi pada rupiah masih menjadi perhatian utama, meskipun secara Bank Indonesia terus melakukan intervensi.
Kiwoom menambahkan fokus berikutnya akan beralih kepada penantian data PCE Deflator YoY di AS serta data inflasi dalam negeri yang akan keluar pada awal bulan.
Sedangkan Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada menambahkan IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 6.023-6.050 dan Resisten diharapkan dapat menyentuh kisaran 6.084-6.100.
"Meski terjadi pelemahan namun, laju IHSG masih mampu bertahan di atas level 6.000. Harapan akan adanya penguatan lanjutan pun kembali hadir, namun tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat menahan penguatan IHSG," ujar Reza.
(prm) Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend
Most Popular