Gajah Tunggal Tambah Ekspor, Fokus Bidik Pasar Eropa

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
28 August 2018 19:16
Gajah Tunggal merupakan salah satu produsen ban terbesar di Indonesia.
Foto: Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) berencana untuk menaikan porsi penjualan pasar ekspor dari 35% menjadi 40% dari total produksi. Pasar Eropa jadi target utama penambahan penjualan produk ban yang diproduksi Gajah Tunggal.

Direktur Perseroan Catharina Widjaja mengatakan ekspansi tersebut akan fokus pada penjualan ban untuk truk dan bus (TBR). Dimana perseroan meningkatkan kapasitas produksi ban jenis TBR meningkat sejak pendirian pabrik ban baru.

Dengan fasilitas tersebut, diperkirakan kapasitas produksi ban TBR perseroan meningkat dari sebelumnya 2 ribu ban per hari menjadi 3.500 ban perharinya.

"Jadi itu karena kebijakan anti dumping dari Eropa atas produk ban China jadinya itu menjadi peluang besar bagi kami. Potensi sangat besar, jadi kami juga sudah ekspor kesana kayak ban Hino tapi ini nambah lagi targetnya," ungkap Catharina usai paparan publik di acara Investor Summit 2018, Selasa (28/8/18).

Sementara itu, untuk tahun ini perrseroan menargetkan pertumbuhan volume penjualan dan pendapatan sebesar 15% dibandingkan tahun lalu. Pada 2017, tercatat penjualan produk perseroan senilai Rp 14,14 triliun.

Namun pelemahan (depresiasi) rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) masih menjadi tantangan perseroan dalam meningkatkan laba bersih (bottom line) perseroan pada tahun ini. kerugian selisih kurs tersebut membuat perusahaan rugi bersih Rp 93,9 miliar pada semester I 2018.

"Jadi kami sekitar 70% itu bahan bakunya menggunakan Dolar AS, memang dari segi operasi ada kendala sedikit dengan pelemahan Rupiah. Tapi kalau secara utang, sebagian besar utang kami sudah hedging atau lindung nilai mata uang," tambahnya.

Efisiensi
Perseroan menjelaskan alasan utama mengakuisisi 92,9% saham PT Filamendo Sakti Polychem disebabkan oleh efisiensi operasional yang akan didapatkan GJTL kedepannya.

Menurut Catharina, sebelumnya perseroan kerap menerima produk-produk yang berasal dari Filamendo. Namun, saat ini kebutuhan akan bahan baku yang diperlukan perseroan lebih mudah dan cepat diterima usai Filamendo diakuisisi GJTL.

"Dampak bagi kami memang tidak besar bagi kami dari segi income yang akan diraih karena memang ini kan masih dalam buku kami juga ya. Jadi lebih tepatnya juga dapat memperbesar bisnis dari Filamendo itu sendiri," ujar Catharina.

Sebelumnya perseroan membeli 236,89 juta lembar saham atau setara dengan 92,9% saham milik PT Filamendo Sakti Polychem.

PT Filamendo Sakti Polychem merupakan anak usaha dari PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) yang bergerak sebagai produsen bahan baku industri ban. Saat ini GJTL memiliki sekitar 25,56% kepemilikan saham di ADMG.
(hps/hps) Next Article 2 Saham Produsen Ban Meroket Saat IHSG Terkapar di Zona Merah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular