
Akhir September, Pertagas Bakal Resmi Masuk PGN
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
28 August 2018 14:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebut konsolidasi antara PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan PT Pertamina Gas (Pertagas) akan selesai pada 29 September 2018 mendatang, termasuk kewajiban pembayaran.
Dengan begitu, secara resmi dua perusahaan gas itu akan bernaung di bawah PT Pertamina (Persero), induk usaha di sektor migas. Lebih spesifik, Pertagas akan berada di bawah PGN.
"Kita harap supply gas nanti bisa lebih efisien dan keseluruhan proses diharap bisa selesai tahun ini," ujar Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media, Fajar Harry Sampurno, dalam Gas Industrial Gathering (GIS) di kawasan Sudirman, Selasa (28/8/2018).
Saat ini, proses integrasi pipa gas antara PGN dan Pertagas pun telah berlangsung. Fajar mencontohkan, ada beberapa pipa yang telah bersinergi seperti di Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
"Ke depannya, tahun ketiga kita bicara the next. Ada yang bukan pipa, tapi bentuknya fasilitas regasifikasi untuk yang di timur, karena belum ada," paparnya.
Menuju itu, integrasi antara PGN dan Pertagas akan fokus pada konsolidasi pemanfaatan pipa agar tidak ada investasi yang tumpang tindih dan menekan harga gas alam. Dengan begitu, Pertagas maupun PGN bisa memanfaatkan pipa satu sama lain untuk kebutuhan perusahaan.
"Kalau harga gas, diatur oleh BPH Migas. Kami memastikan supaya tidak kena dua tarif," tambahnya.
(wed/wed) Next Article PGN Bakal Bangun 50 Ribu Jargas di 2021, Ada yang Minat?
Dengan begitu, secara resmi dua perusahaan gas itu akan bernaung di bawah PT Pertamina (Persero), induk usaha di sektor migas. Lebih spesifik, Pertagas akan berada di bawah PGN.
"Kita harap supply gas nanti bisa lebih efisien dan keseluruhan proses diharap bisa selesai tahun ini," ujar Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media, Fajar Harry Sampurno, dalam Gas Industrial Gathering (GIS) di kawasan Sudirman, Selasa (28/8/2018).
"Ke depannya, tahun ketiga kita bicara the next. Ada yang bukan pipa, tapi bentuknya fasilitas regasifikasi untuk yang di timur, karena belum ada," paparnya.
Menuju itu, integrasi antara PGN dan Pertagas akan fokus pada konsolidasi pemanfaatan pipa agar tidak ada investasi yang tumpang tindih dan menekan harga gas alam. Dengan begitu, Pertagas maupun PGN bisa memanfaatkan pipa satu sama lain untuk kebutuhan perusahaan.
"Kalau harga gas, diatur oleh BPH Migas. Kami memastikan supaya tidak kena dua tarif," tambahnya.
![]() |
(wed/wed) Next Article PGN Bakal Bangun 50 Ribu Jargas di 2021, Ada yang Minat?
Most Popular