
Astra Agro Serius Jualan Sapi, Target 6.000 Ekor
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
28 August 2018 15:17

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) akan genjot penjualan sapi di yang dikembangkan Kalimantan Tengah. Perseroan menargetkan penjualan sapi bisa meningkat 3 kali lipat pada tahun ini atau 6 ribu ekor dari jumlah 2 ribu ekor yang dibukukan perseroan pada 2017.
Presiden Direktur Perseroan Santosa mengatakan peningkatan penjualan tersebut didorong dengan jenis sapi yang saat ini dikembang biakan perseroan sebanyak 7.200 ekor dan target impor sapi sebanyak 2 ribu ekor.
"Kami kan hanya pemain baru ya jadi kami harus membangun pasar baru dulu ya," ujar Santosa dalam paparan publik di Investor Summit 2018, Selasa (28/8/18).
Sementara itu, pengembangan bisnis sapi merupakan bagian dari proses integrasi bisnis perseroan dalam usaha kelapa sawit.
Pihaknya juga membawa ahli-ahli khusus peternakan dalam pengembangan bisnis sapi tersebut kedepannya.
"Ya memang ga besar ya kalau misalnya tahun lalu 2 ribu sapi untung Rp 1 juta kan cuman Rp 2 miliar. Namun ini namanya kan integrasi ya, jadi hasil dari kotoran sapi bisa dipakai pupuk, lalu rumput-rumput liar bisa jadi makanan sapi jadi seperti itu," tambahnya.
Santosa mengatakan bahwa kebijakan B20 juga bisa mambantu kinerja perseroan apabila disusul dengan naiknya harga komoditas kelapa sawit dan turunannya yang dimulai pada kuartal III tahun ini.
"Ya kalau B20 ditingkatkan mungkin harganya juga membaik, tapi ya kalau misalnya produksi naik 10% misalnya tapi harga turun ya sama aja kan. Saat ini harga amsih cukup lemah untuk kelapa sawit," ungkapnya.
Namun, untuk tahun ini diperkirakan pertumbuhan nilai penjualan perseroan tidak tumbuh signfikan dibandingkan dengan tahun lalu. Hal tersebut meningat harga kelapa sawit yang masih belum stabil pada semester II ini.
Pada semester I 2018, harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) tercatat turun 7,5% menjadi Rp 7.893/kg secara year on year (YoY). Sedangkan harga rata-rata Kernel turun 17,3% menjadi Rp 6.267/kg dan harga rata-rata Olein juga turun 5,7% menjadi Rp 8.202/kg.
(hps/hps) Next Article Astra Agro Terancam Kehilangan 37.726 Ha Lahan Sawit, Kenapa?
Presiden Direktur Perseroan Santosa mengatakan peningkatan penjualan tersebut didorong dengan jenis sapi yang saat ini dikembang biakan perseroan sebanyak 7.200 ekor dan target impor sapi sebanyak 2 ribu ekor.
"Kami kan hanya pemain baru ya jadi kami harus membangun pasar baru dulu ya," ujar Santosa dalam paparan publik di Investor Summit 2018, Selasa (28/8/18).
Pihaknya juga membawa ahli-ahli khusus peternakan dalam pengembangan bisnis sapi tersebut kedepannya.
"Ya memang ga besar ya kalau misalnya tahun lalu 2 ribu sapi untung Rp 1 juta kan cuman Rp 2 miliar. Namun ini namanya kan integrasi ya, jadi hasil dari kotoran sapi bisa dipakai pupuk, lalu rumput-rumput liar bisa jadi makanan sapi jadi seperti itu," tambahnya.
Produksi CPO
Selain itu, perseroan juga menargetkan pertumbuhan produksi kelapa sawit perseroan meningkat 10% pada tahun ini. hal tersebut didorong dengan potensi peningkatan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) karena penerapan aturan kewajiban pencampuran bahan bakar nabati sebesar 20% untuk minyak diesel/solar (B20).
Selain itu, perseroan juga menargetkan pertumbuhan produksi kelapa sawit perseroan meningkat 10% pada tahun ini. hal tersebut didorong dengan potensi peningkatan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) karena penerapan aturan kewajiban pencampuran bahan bakar nabati sebesar 20% untuk minyak diesel/solar (B20).
Santosa mengatakan bahwa kebijakan B20 juga bisa mambantu kinerja perseroan apabila disusul dengan naiknya harga komoditas kelapa sawit dan turunannya yang dimulai pada kuartal III tahun ini.
"Ya kalau B20 ditingkatkan mungkin harganya juga membaik, tapi ya kalau misalnya produksi naik 10% misalnya tapi harga turun ya sama aja kan. Saat ini harga amsih cukup lemah untuk kelapa sawit," ungkapnya.
Namun, untuk tahun ini diperkirakan pertumbuhan nilai penjualan perseroan tidak tumbuh signfikan dibandingkan dengan tahun lalu. Hal tersebut meningat harga kelapa sawit yang masih belum stabil pada semester II ini.
Pada semester I 2018, harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) tercatat turun 7,5% menjadi Rp 7.893/kg secara year on year (YoY). Sedangkan harga rata-rata Kernel turun 17,3% menjadi Rp 6.267/kg dan harga rata-rata Olein juga turun 5,7% menjadi Rp 8.202/kg.
(hps/hps) Next Article Astra Agro Terancam Kehilangan 37.726 Ha Lahan Sawit, Kenapa?
Most Popular