Fokus Investor

Kisruh AISA & Saham FILM yang Meroket Warnai IHSG Pekan Lalu

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
27 August 2018 07:47
Rangkuman aksi korporasi emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan lalu.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,24% pada perdagangan pekan lalu ke level 5.968,75. Hal ini didorong oleh pelemahan saham dari sektor industri dasar (-0.87%) dan sektor konsumer (-0.81%).

Di tengah pelemahan IHSG tersebut, beberapa emiten juga membukukan kinerja yang menurun, bahkan ada emiten yang mengami kisruh di perusahaannya. Namun, masih ada perusahaan tercatat yang tetap membukukan kenaikan kinerja, bahkan harga sahamnya naik di luar kewajaran.

CNBC Indonesia merangkumnya untuk Anda sebagai bahan pertimbangan sebelum memulai transaksi hari ini, Senin (27/8/2018).

1. GIAA Rampungkan Sindikasi Loan September Mendatang
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) memperkirakan fasilitas pinjaman sindikasi global (global syndicated loan facility) senilai US$300 juta (Rp 4,3 triliun) akan rampung pada awal September mendatang.

Saat ini, perseroan sedang melakukan penyelesaian dokumentasi pinjaman usai melakukan pemasaran kepada calon-calon krediturnya.


2. Kisruh AISA Berlanjut
Kesal akibat kekisruhan yang tak tuntas di PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) membuat para investor ritelnya mulai bergerak untuk menyelesaikan.

Para investor produsen makanan ringan Taro ini membentuk Forum Investor Retail AISA (FORSA) dan mencatat sudah sebanyak 320 orang bergabung di forum ini lewat media pesan singkat Telegram dan WhatsApp.

Sebelumnya, kisruh terjadi akibat penghentian direksi AISA oleh komisarisnya. Jajaran pun melayangkan gugatan hukum kepada komisaris perusahaan.


3. PTRO Lepas Kepemilikan Saham Santan Batubara ke HRUM
PT Petrosea Tbk (PTRO) telah melepas kepemilikan saham di salah satu anak usahanya kepada PT Harum Energy Tbk (HRUM).

Dalam keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), PTRO melepas 99,99 ribu lembar saham PT Santan Batubara (SBB) kepada HRUM dengan nilai transaksi sebesar Rp 86,40 miliar.


4. ASRI Catat Penurunan Laba Bersih 26,84%
PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) tercatat mengalami penurunan laba bersih sebesar 26,84% di sepanjang semester I tahun ini menjadi Rp 517,29 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, perseroan mencatat laba bersih senilai Rp 707,08 miliar.

Meski terjadi penurunan laba, namun pendapatan penjualan dan usaha perseroan tercatat tumbuh 30,35% menjadi Rp 2,19 triliun dibandingkan dengan pendapatan semester I tahun lalu senilai Rp 1,68 triliun.


5. ADRO Alami Penurunan Laba Bersih 12,14%
PT. Adaro Energy Tbk (ADRO) mengalami penurunan laba bersih sebesar 12,14% pada periode semester I-2018. Nilai tersebut turun menjadi US$195,38 juta (Rp 2,81 triliun, asumsi Rp 14.400/US$) dari US$222,39 juta (Rp 3,20 triliun) pada periode yang sama di tahun sebelumya.

Padahal, pendapatan perusahaan sepanjang periode tersebut mengalami peningkatan tipis sebesar 3,93% menjadi US$1,61 miliar (Rp 23,18 triliun) dari US$1,54 miliar (Rp 22,30 triliun) pada periode yang sama tahun sebelumnya.


6. Trimitra Propertindo IPO, Saham Langsung Naik 50%
Harga saham PT Trimitra Propertindo Tbk (LAND) mengalami auto reject atas atau naik 50% ke level harga Rp 585/saham saat ditransaksikan pertama kali di Bursa Efek Indoensia (BEI).

Emiten properti tersebut sebelumnya menetapkan harga penawaran perdana saham senilai Rp 390 dan terdaftar sebagai emiten ke 597 yang terdaftar di BEI.

Dalam pencatatan saham perdananya ini, perseroan melepas sebanyak-banyaknya 773,3 juta unit saham atau 27,66% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Jumlah dana segar yang diraih perseroan mencapai Rp 301,59 miliar.


7. Harga Saham FILM Naik Hingga 600%
Harga saham PT. MD Pictures Tbk (FILM) terus melanjutkan reli sejak pertama kali ditransaksikan di BEI tanggal 7 Agustus 2018. Tercatat harga sahamnya sudah naik 623,81% ke level harga Rp 1.520/saham dari Rp 210/saham.

BEI sempat menghentikan sementara (suspensi) saham FILM setelah terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan akhir-akhir ini. Penghentian itu dilakukan dalam rangka cooling down untuk memberi waktu yang memadai bagi pelaku pasar agar mempertimbangkan informasi pada perusahaan yang dikendalikan Manoj Punjabi itu.


8. PGAS Catat Kenaikan Laba Bersih 191%
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN/ PGAS) mencatat kenaikan signifikan laba bersih 191% menjadi senilai US$145,94 juta atau lebih dari Rp 2 triliun di sepanjang semester I-2018. Pada periode yang sama tahun lalu laba perseroan tercatat senilai US$50 juta atau Rp 670,3 miliar.
(prm) Next Article Petrosea Lepas Usahanya ke Harum Energy, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular