Simak, Seperti Inilah Kondisi Ekonomi Global Sekarang

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
24 August 2018 16:16
Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2018 akan tetap tumbuh tinggi
Foto: CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2018 akan tetap tumbuh tinggi, meski disparitas pertumbuhan ekonomi antar negara melebar. Terutama antara Amerika Serikat dan negara-negara lain.

Pertumbuhan ekonomi AS dipredisi terus menguat, dengan dorongan investasi dan konsumsi. BI menyebutkan, pertumbuhan ekonomi AS akan tertopan kuatnya konsumsi serta kinerja positif tenaga kerja dan dampak lanjutan pemotongan tarif pajak.

"Kinerja investasi [AS] juga diperkirakan masih solid didorong oleh investasi non-residensial. Sementara itu, dukungan net ekspor diperkirakan tertahan akibat masih tingginya impor sejalan dengan kuatnya permintaan domestik," demikian tertulis dalam Laporan Kebijakan Moneter Triwulan II-2018, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (24/8/2018).

Sejalan dengan perkembangan tersebut, normalisasi kebijakan moneter AS akan terus berlangsung dengan kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) yang diperkirakan sebanyak empat kali pada 2018 dan tiga kali pada 2019. Itu disertai dengan penurunan neraca bank sentral (balance sheet reduction) yang terus berlanjut.

Sementara itu, BI menyebut pertumbuhan Ekonomi Eropa akan melambat dan tumbuh lebih rendah dari prakiraan sebelumnya. Kondisi itu tercermin dari indikator tingkat keyakinan konsumen, Puchasing Manager Index (PMI) manufaktur, dan Industrial Production (IP) yang menunjukkan penurunan pada 2018.

Di Asia, ekonomi Jepang diprediksi melambat hingga tahun depan. Penyebab utamanya adalah konsumsi dan investasi yang tertahan serta melemahnya dukungan ekspor.

"Beberapa indikator perekonomian Jepang terkini menunjukkan berlanjutnya penurunan permintaan peralatan mesin, melemahnya tingkat keyakinan konsumen, tingkat kepercayaan ekonomi, dan tingkat keyakinan bisnis sejak awal 2018," sebut BI.

Pertumbuhan China diperkirakan akan tumbuh melambat, walau tetap terhitunggi tinggi. BI menyebut perlambatan pertumbuhan ekonomi China terpengaruh terus berlanjutnya proses rebalancing.

Selain itu, kinerja investasi khususnya di sektor infrastruktur juga melambat meski tertahan oleh deleveraging dan kebijakan moneter yang lebih longgar.

"Perekonomian China masih akan ditopang kinerja konsumsi dan net ekspor yang masih solid sehingga pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap berada pada level yang tinggi," tulis BI.

Selanjutnya adalah India, di mana BI memperkirakan ekonomi India akan tetap tumbuh meningkat hingga 2019, ditopang oleh kinerja investasi. Tahun 2019, ekonomi India juga akan didukung adanya reformasi struktural, terutama dengan implementasi Goods and Service Tax (GST).




(dru) Next Article Sudah Habis-habisan, BI: Ruang Pelonggaran Kini Terbatas!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular