
Analisis Teknikal
Harga Saham BCA di Level Tertinggi, Bagaimana Selanjutnya?
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
24 August 2018 15:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah kondisi sektor keuangan yang sedang tertekan, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) seolah melenggang sendirian. Padahal situasi makro ekonomi secara keseluruhan tidak terlalu kondusif untuk mendorong terciptanya sentimen positif bagi industri perbankan.
Harga saham bank milik Grup Djarum ini menyentuh level harga tertinggi sepanjang masa. BCA dikenal sebagai bank transaksional dengan jaringan yang luas serta teknologi di bidang keuangan yang mutakhir.
Rasio loan to deposit ratio (LDR) bank ini tetap terjaga dengan baik, di mana BCA tidak pernah punya isu dengan dana pihak ketiga (DPK) yang nilainya juga besar.
Dari awal tahun hingga perdagangan hari ini, harga saham BCA tercatat sudah naik 14,84% ke level harga 25.150/saham. Angka tersebut berbalik dengan indeks sektoralnya, di mana indeks sektor keuangan pada periode yang sama tercatat terkoreksi 3,99%.
Hingga berita ini ditulis, Jumat (24/8/2018) saham grup djarum tersebut diperdagangkan pada level 25.000 (+1,72%) naik 425 poin dengan volume transaksi 13,9 juta unit saham atau senilai Rp 350 miliar.
Kenaikan itu terjadi sehak akhir semester I-2018, ketika BCA membeli 2% saham ATM ALTO Melalui Central Capital Ventura (CCV), perusahaan modal ventura milik BCA. Sayang manajemen tidak bersedia membuka besaran dana yang digelontorkan untuk pembelian saham tersebut.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja membenarkan aksi korporasi tersebut."Betul (membeli saham Alto), sekitar 2% yang CCV ambil," kata dia kepada CNBC Indonesia, Selasa (7/8/2018).
Bagaimana saham BBCA dilihat dari sisi teknikal? Berikut ini analisis Tim Research CNBC Indonesia secara teknikal:
Saham BBCA bergerak uptrend secara jangka panjang (primary tren), namun pada jangka menengah (secondary trend) BBCA bergerak menyamping (sideways) di antara level 21.150 - 24.700.
Pada hari ini BBCA telah menembus level penghalangnya (breakout resistance) diharga 24.700 sehingga berpotensi menuju titik penghalang selanjutnya (resistance ke-2) Rp 26.700 per unit, kemungkinan level tersebut akan dicapai dalam beberapa pekan atau bulan (jangka menengah).
Pada penutupan kemarin Kamis (23/8/2018) BBCA ditutup dengan pola lilin putih panjang (long white candle)yang mempunyai ciri-ciri potensi menguat (bullish) pada perdagangan selanjutnya.
Diperkuat oleh indikator teknikal rerata pergerakan hari (moving average/MA), saham BBCA bergerak di atas rerata pergerakan 5, 10 dan 20 harinya (MA-5, MA-10 dan MA-20) yang menandakan harga saham BBCA dalam tren naik baik jangka pendek maupun menengah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Saham CPIN Mulai Bangkit, Setelah Didera Koreksi Hingga 14%
Harga saham bank milik Grup Djarum ini menyentuh level harga tertinggi sepanjang masa. BCA dikenal sebagai bank transaksional dengan jaringan yang luas serta teknologi di bidang keuangan yang mutakhir.
Rasio loan to deposit ratio (LDR) bank ini tetap terjaga dengan baik, di mana BCA tidak pernah punya isu dengan dana pihak ketiga (DPK) yang nilainya juga besar.
Hingga berita ini ditulis, Jumat (24/8/2018) saham grup djarum tersebut diperdagangkan pada level 25.000 (+1,72%) naik 425 poin dengan volume transaksi 13,9 juta unit saham atau senilai Rp 350 miliar.
Kenaikan itu terjadi sehak akhir semester I-2018, ketika BCA membeli 2% saham ATM ALTO Melalui Central Capital Ventura (CCV), perusahaan modal ventura milik BCA. Sayang manajemen tidak bersedia membuka besaran dana yang digelontorkan untuk pembelian saham tersebut.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja membenarkan aksi korporasi tersebut."Betul (membeli saham Alto), sekitar 2% yang CCV ambil," kata dia kepada CNBC Indonesia, Selasa (7/8/2018).
Bagaimana saham BBCA dilihat dari sisi teknikal? Berikut ini analisis Tim Research CNBC Indonesia secara teknikal:
![]() |
Pada hari ini BBCA telah menembus level penghalangnya (breakout resistance) diharga 24.700 sehingga berpotensi menuju titik penghalang selanjutnya (resistance ke-2) Rp 26.700 per unit, kemungkinan level tersebut akan dicapai dalam beberapa pekan atau bulan (jangka menengah).
Pada penutupan kemarin Kamis (23/8/2018) BBCA ditutup dengan pola lilin putih panjang (long white candle)yang mempunyai ciri-ciri potensi menguat (bullish) pada perdagangan selanjutnya.
Diperkuat oleh indikator teknikal rerata pergerakan hari (moving average/MA), saham BBCA bergerak di atas rerata pergerakan 5, 10 dan 20 harinya (MA-5, MA-10 dan MA-20) yang menandakan harga saham BBCA dalam tren naik baik jangka pendek maupun menengah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Saham CPIN Mulai Bangkit, Setelah Didera Koreksi Hingga 14%
Most Popular