Menguat di Awal Pekan, ke Mana Arah Pasar Obligasi Hari Ini?

Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
23 August 2018 09:51
Dolar indeks adalah indikator posisi greenback, sebutan bagi dolar AS, relatif di hadapan mata uang dunia.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar surat utang masih akan dipengaruhi oleh sentimen status quo perang dagang di Amerika Serikat (AS), seiring dengan berlanjutnya pembicaraan selama dua hari sejak Rabu antara delegasi perdagangan China yang bertandang ke Washington.

Meskipun hasilnya masih ditunggu pelaku pasar global, nilai tukar dolar AS masih mampu menguat yang ditunjukkan oleh penguatan dolar indeks karena adanya pernyataan bernada agresif (hawkish) dalam pertemuan The Fed. Dolar indeks adalah indikator posisi greenback, sebutan bagi dolar AS, relatif di hadapan mata uang dunia.

Di pasar domestik, positifnya hasil lelang dan pelemahan dolar AS di awal pekan membuat penguatan tipis berlanjut hingga hari kedua, meskipun belum ada tanda-tanda peningkatan arus dana investor asing ke pasar surat berharga negara (SBN).

Berikut beberapa ringkasan makroekonomi dan pasar surat utang yang dirangkum PT Kiwoom Sekuritas Indonesia:

  • US MBA Mortgage Application, atau pendaftaran KPR Amerika Serikat, turun menjadi 5,34 juta dari sebelumnya 5,38 juta. Secara bulanan (MoM) turun menjadi -0,6% dari sebelumnya -0,7%. Hal ini akan menjadi sentimen negatif untuk kondisi AS karena mencerminkan perlambatan konsumsi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi justru akan memberi sinyal positif terhadap pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia.
  • Penjualan otomotif domestik naik menjadi 107.431 unit dari sebelumnya 58.842 unit, menjadi rekor penjualan tertinggi secara bulanan.
  • Indonesia dan Uni Eropa sepakat meningkatkan perdagangan dan investasi melalui perjanjian pendanaan sebesar 10 juta euro (setara Rp 166 miliar) dari program ARISE Plus Indonesia.
  • Lelang surat berharga syariah negara (SBSN) Selasa kemarin berhasil meraup penawaran Rp 14,8 triliun dan menerbitkan Rp 6,2 triliun, di atas target awal Rp 4 triliun.
  • Pemerintah baru menerbitkan peraturan baru terkait investasi surat utang. POJK itu bernomor No.11/POJK.04/2018 tentang Penawaran Umum Efek Bersifat Utang atau Sukuk Kepada Pemodal Profesional.
  • Di pasar surat utang negara Asia kemarin didominasi koreksi harga sehingga mencerminkan adanya kenaikan tingkat imbal hasil (yield). Kenaikan yield paling besar terjadi di Korsel (2,37%) dan penurunan imbal hasil terbesar dialami pasar surat utang China (3,6%).
  • Total transaksi surat berharga negara (SBN) pada Selasa (21/8/18) turun tetapi total frekuensi naik di tengah kenaikan harga yang tipis.
TIM RISET CNBC INDONESIA

(irv/hps) Next Article Intip Cuan dari Obligasi, Hari Ini Berpotensi Reli Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular