
Harga CPO Membaik, ANDI Target Penjualan Naik 20%
Monica Wareza, CNBC Indonesia
21 August 2018 12:40

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Andira Agro Tbk (ANDI) menargetkan total produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) hingga akhir tahun sebanyak 48 ribu ton. Dengan asumsi harga CPO di akhir tahun dikisaran US$ 600-US$ 620/ton maka perusahaan memprediksi pertumbuhan penjualan sebesar 15%-20%.
Direktur Utama Andira Agro Francis Indarto mengatakan saat ini tanaman yang dimiliki perusahaan asih berusia muda di kisaran 5-7 tahun, sementara puncak produksi sawit saat di usia 7-20 tahun sehingga perusahaan optimistis jumlah produksi masih akan terus meningkat.
"Pohon kami masih muda 5-7 tahun. Peaknya 7-20 tahun. Harus meningkatkan efisiensi dan produktivitas dengan adanya pabrik baru," kata Francis di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (21/8).
Untuk mengakomodir peningkatan produksi tersebut, perusahaan akan membangun satu pabrik baru dengan kapasitas produksi sebesar 45 ton per jam sehingga total produksi perusahaan akan menjadi 85 ton per jam. Pembangunan pabrik ini akan dimulai pada awal 2019 dan memakan waktu selama 2-2,5 tahun.
Dengan demikian, pada 2022 nanti perusahaan optimis produksi perusahaan bisa mencapai 9 ribu-10 ribu ton per bulannya.
Tahun ini perusahaan menargetkan pendapatan bisa mencapai Rp 500 miliar, nilai ini juga akan dipengaruhi oleh harga jual minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang berfluktuasi. Untuk tetap menjaga target ini perusahaan terus mengusahakan efisiensi.
Potensi B20
Perusahaan optimis dengan kebijakan pemerintah untuk menerapkan biodiesel dengan pencampuran minyak solar dengan minyak sawit 20% (B20) untuk sektor nonsubsidi atau non-public service obligation (PSO) akan bisa mempertahankan harga jual CPO saat tingginya produksi di akhir tahun.
"Paling tidak terkoreksi atau ada di level supportnya karena di semester 2 supply meningkat jadi kalo meningkat harga biasanya teretekan. Namun diharapkan dengan adanya B20 akan membantu," jelas dia.
Saat ini perusahaan masih menjual CPO hasil produksinya di dalam negeri saja. Penjualan juga hanya dilakukan ke refinery di sekitar pabrik milik perusahaan.
(hps/hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega
Direktur Utama Andira Agro Francis Indarto mengatakan saat ini tanaman yang dimiliki perusahaan asih berusia muda di kisaran 5-7 tahun, sementara puncak produksi sawit saat di usia 7-20 tahun sehingga perusahaan optimistis jumlah produksi masih akan terus meningkat.
"Pohon kami masih muda 5-7 tahun. Peaknya 7-20 tahun. Harus meningkatkan efisiensi dan produktivitas dengan adanya pabrik baru," kata Francis di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (21/8).
Untuk mengakomodir peningkatan produksi tersebut, perusahaan akan membangun satu pabrik baru dengan kapasitas produksi sebesar 45 ton per jam sehingga total produksi perusahaan akan menjadi 85 ton per jam. Pembangunan pabrik ini akan dimulai pada awal 2019 dan memakan waktu selama 2-2,5 tahun.
Tahun ini perusahaan menargetkan pendapatan bisa mencapai Rp 500 miliar, nilai ini juga akan dipengaruhi oleh harga jual minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang berfluktuasi. Untuk tetap menjaga target ini perusahaan terus mengusahakan efisiensi.
Potensi B20
Perusahaan optimis dengan kebijakan pemerintah untuk menerapkan biodiesel dengan pencampuran minyak solar dengan minyak sawit 20% (B20) untuk sektor nonsubsidi atau non-public service obligation (PSO) akan bisa mempertahankan harga jual CPO saat tingginya produksi di akhir tahun.
"Paling tidak terkoreksi atau ada di level supportnya karena di semester 2 supply meningkat jadi kalo meningkat harga biasanya teretekan. Namun diharapkan dengan adanya B20 akan membantu," jelas dia.
Saat ini perusahaan masih menjual CPO hasil produksinya di dalam negeri saja. Penjualan juga hanya dilakukan ke refinery di sekitar pabrik milik perusahaan.
(hps/hps) Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega
Most Popular