BI Bicara Soal CAD yang Jadi Biang Kerok Rupiah Melemah

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 August 2018 19:14
BI menegaskan posisi CAD pada kuartal II-2018 yang hampir melewati batas 3% dari PDB masih bisa diterima pelaku pasar.
Foto: CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara
Jakarta, CNBC Indonesia - Posisi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kuartal II-2018 disebut-sebut sebagai salah satu faktor yang menyebabkan nilai tukar rupiah cukup rentan.

Meski demikian, Bank Indonesia (BI) menegaskan posisi CAD pada kuartal II-2018 yang hampir melewati batas 3% dari produk domestik bruto (PDB) masih bisa diterima pelaku pasar.

"Kalau misalnya tidak ada masalah Turki dan global, angka [CAD] 3% itu pasar masih bisa terima. Ini hanya masalah sentimen yang berbalik, kita dianggap tidak bisa kelola CAD," kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo, Senin (20/8/2018).

BI, ditegaskan Dody, telah melakukan koordinasi dengan pemerintah untuk ikut serta membantu defisit transaksi berjalan. Dari sisi pemerintah, impor yang selama ini jadi biang kerok CAD bakal ditekan.

Sementara itu, BI pun telah merelaksasi premi swap lindung nilai (hedging) yang jauh lebih murah dan efisien. Selain itu, ada beberapa instrumen yang dilonggarkan bank sentral.

Misalnya, minimum nilai transaksi swap yang bisa di-hedging kepada bank sentral menjadi US$ 2 juta dari yang sebelumnya US$ 10 juta dan penyesuaian terkait dokumen underlying FX swap hedging.

"Bagaimana meng-attract. Kita berkompetisi dengan negara lain agar inflow tetap masuk," jelasnya.

BI tak memungkiri, dampak pengendalian impor masih membutuhkan waktu. Namun, kebijakan tersebut sudah memberikan sedikit sentimen positif, dan menjadi salah satu faktor yang membuat rupiah perkasa hari ini.

"Sentimen sudah terbentuk, bahwa kita akan kendalikan," tegasnya.

Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berhasil menguat pada perdagangan hari ini. Mata uang Garuda menguat di tengah mata uang Asia yang cenderung melemah di hadapan greenback.

Pada penutupan pasar spot, US$ 1 ditransaksikan Rp 14.585/US$ atau menguat 0,14%. Meskipun apresiasi rupiah tergerus, namun sepanjang hari ini nilai tukar tidak menyentuh teritori negatif.







(dru) Next Article Pengumuman! Bunga Acuan BI Sudah Hampir Capai Puncaknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular