Rupiah Melawan, Dolar AS Ditekan

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 August 2018 17:11
Rupiah Melawan, Dolar AS Ditekan
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berhasil menguat pada perdagangan hari ini. Rupiah mampu menguat di tengah mata uang Asia yang cenderung melemah di hadapan greenback. 

Pada Senin (20/8/2018), US$ 1 pada penutupan pasar spot berada di Rp 14.585. Rupiah menguat 0,14%. 

Saat pembukaan pasar, rupiah menguat 0,34%. Seiring perjalanan, rupiah masih menguat meski apresiasinya menipis. Namun sejak pembukaan, rupiah tidak pernah menyentuh teritori negatif. 

Pergerakan rupiah kurang dinamis pada perdagangan hari ini. Posisi terkuat rupiah berada di Rp 14.550/US$ sementara terlemahnya adalah Rp 14.590/US$. 



Di Asia, dolar AS bergerak variatif cenderung menguat. Di antara mata uang yang menguat, rupee India menjadi yang terbaik. Sementara di teritori negatif, peso Filipina mengalami depresiasi paling dalam. 

Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang utama Asia terhadap dolar AS pada pukul 16:25 WIB: 



Dolar AS memang sebenarnya masih kuat. Pada pukul 16:28 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama) menguat 0,24%. 



Penguatan dolar ditopang oleh penantian investor terhadap rilis ikhtisar rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi Agustus 2018. Risalah ini akan dirilis pada Kamis dini hari waktu Indonesia. 

Jelang pengumuman data semacam ini, investor memang cenderung memburu dolar AS. Sebab, pelaku pasar berharap akan ada petunjuk ke arah kenaikan suku bunga yang lebih agresif. Investor masih mencari petunjuk untuk lebih memastikan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga empat kali sepanjang 2018, lebih banyak dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu tiga kali. 

Berita seputar kenaikan suku bunga tentu menjadi suntikan energi bagi greenback. Dengan kenaikan suku bunga, maka instrumen berbasis mata uang ini akan semakin seksi karena menawarkan imbalan lebih tinggi. Arus modal pun mengarah ke Negeri Paman Sam dan mendukung apresiasi dolar AS. 

Masuknya arus modal ke AS sudah terlihat dari penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah. Berikut perkembangan yield obligasi pemerintah AS pada pukul 16:44 WIB: 

 


Namun keperkasaan dolar AS kurang bertaji di hadapan rupiah. Sepertinya, saat ini investor mulai memanfaatkan sentimen kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 Day Reverse Repo Rate.  

Pekan lalu, BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 25 bps menjadi 5,5%. Perry Warjiyo dan sejawat menyatakan langkah ini ditempuh untuk membuat pasar keuangan Indonesia tetap kompetitif di tengah ketidakpastian ekonomi global. 

Tujuan kenaikan suku bunga adalah untuk memancing arus modal portofolio ke Indonesia, sehingga bisa menopang stabilitas nilai tukar rupiah. Arus modal itu utamanya berada di instrumen investasi berpendapatan tetap (fixed income). 

Setelah minggu lalu kurang mendapat respons, kini arus modal mulai masuk ke pasar obligasi. Hal ini terlihat dari yield pemerintah Indonesia yang cenderung turun. 

Berikut perkembangan yield pemerintah Indonesia pada pukul 16:51 WIB: 

 

Hari ini, sentimen kenaikan suku bunga acuan berhasil membawa rupiah menguat seharian. Apakah obat ini masih manjur untuk esok hari? Hanya waktu yang akan memberi jawabnya.  

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular