
Analisis Teknikal
Kepemilikan Lafarge Dijual, Spekulasi Merebak di Saham SMCB
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
20 August 2018 13:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar penjualan kepemilikan saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) oleh induknya LafargeHolcim melambungkan saham perseroan beberapa hari terakhir. Secara teknikal, saham tersebut masih berpeluang menguat.
Beredar kabar bahwa Anhui Conch Cement Company Limited yang merupakan produsen semen terbesar di China lah yang disebut-sebut sabagai salah satu pihak yang siap menampung saham milik LafargeHolcim. Penjualan saham tersebut dijalankan melalui Holderfin B.V. yang merupakan anak usaha LafargeHolcim.
Lafarge Holcim merupakan perusahaan Swiss yang memegang kendali penuh atas Holcim Indonesia. LafargeHolcim menguasai 80,64% atau setara 6,18 miliar saham SMCB melalui anak usahanya, Holderfin B.V.
Harga saham SMCB hari ini terpantau menguat 24,84%% ke level harga Rp 980/ saham dan menyentuh batas atas kenaikan harga yang diizinkan sistem bursa (auto rejection). Volume perdagangan saham tercatat sebanyak 13,6 juta saham senilai Rp 13,1 miliar hingga menjelang penutupan sesi satu.
Bagaimana prediksi pergerakan saham SMCB dilihat dari kaca mata analisis teknikal? Tim Riset CNBC Indonesia menyajikannya untuk anda.
Dari awal tahun, kinerja saham SMCB sebenarnya bergerak turun (downtrend), tetapi sejak beredar kabar LafargeHolcim akan menjual saham yang dimilikinya, saham tersebut melesat pada tanggal 9 Juli 2018. LafargeHolcim memiliki 80,64% saham SMCB melalui anak usahanya Holderfin B.V.
Kenaikan itu berlanjut hingga 11 Juli 2018, ketika saham SMCB mencapai harga tertingginya pada harga Rp 990/unit sekaligus melampaui harga awal tahunnya di Rp 825/unit.
Mengacu pada beberapa indikator teknikal, SMCB diperkirakan masih naik dalam jangka pendek karena bergerak di atas rerata pergerakan harga 5, 10 dan 20 hari (MA 5, MA 10 dan MA 20) berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan harga (moving average/MA).
Diperkuat indikator lainnya, SMCB cenderung menguat karena sudah terbentuk pola persilangan emas (golden cross) berdasarkan indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Dua Saham Ini Naik Lebih Dari 20%, Mampukah Berlanjut?
Beredar kabar bahwa Anhui Conch Cement Company Limited yang merupakan produsen semen terbesar di China lah yang disebut-sebut sabagai salah satu pihak yang siap menampung saham milik LafargeHolcim. Penjualan saham tersebut dijalankan melalui Holderfin B.V. yang merupakan anak usaha LafargeHolcim.
Lafarge Holcim merupakan perusahaan Swiss yang memegang kendali penuh atas Holcim Indonesia. LafargeHolcim menguasai 80,64% atau setara 6,18 miliar saham SMCB melalui anak usahanya, Holderfin B.V.
Bagaimana prediksi pergerakan saham SMCB dilihat dari kaca mata analisis teknikal? Tim Riset CNBC Indonesia menyajikannya untuk anda.
![]() |
Kenaikan itu berlanjut hingga 11 Juli 2018, ketika saham SMCB mencapai harga tertingginya pada harga Rp 990/unit sekaligus melampaui harga awal tahunnya di Rp 825/unit.
Mengacu pada beberapa indikator teknikal, SMCB diperkirakan masih naik dalam jangka pendek karena bergerak di atas rerata pergerakan harga 5, 10 dan 20 hari (MA 5, MA 10 dan MA 20) berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan harga (moving average/MA).
Diperkuat indikator lainnya, SMCB cenderung menguat karena sudah terbentuk pola persilangan emas (golden cross) berdasarkan indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Dua Saham Ini Naik Lebih Dari 20%, Mampukah Berlanjut?
Most Popular