
Updated
Empat Tahun Pemerintahan Jokowi, Utang Nambah Rp 1.600 T
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 August 2018 11:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama Presiden Joko Widodo menjabat sejak periode 2014 - 2018, total utang pemerintah sudah bertambah dari Rp 2.608,8 triliun menjadi Rp 4.227,8 triliun.
Berdasarkan dokumen Nota Keuangan dan RAPBN 2019 yang dikutip CNBC Indonesia, Senin (20/8/2018), total utang pemerintah pada 2014 mencapai Rp 2.608,8 triliun.
Pada 2015 bertambah menjadi Rp 3.165,1 triliun, dan kembali bertambah di 2017 menjadi Rp 3.515,5 triliun. Bahkan pada 2017 dan 2018, utang semakin menumpuk masing masing Rp 3.995,1 triliun dan Rp 4.227,8 trilun.
Dengan demikian, maka total utang pemerintah selama 2014 hingga pertengahan 2018 bertambah menjadi Rp 1.644,2 triliun.
"Pemerintah berkomitmen untuk mendorong efisiensi pengelolaan utang, pemenuhan aspek kehati-hatian (prudent), dan pemanfaatan utang secara produktif," bunyi kutipan dalam Nota Keuangan & RAPBN 2019.
Pemerintah tak memungkiri, ekspansi fiskal yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir tak sepenuhnya bisa dipenuhi dari penerimaan negara. Utang, pun menjadi opsi pembiayaan utama.
"Namun demikian, Pemerintah senantiasa menjaga agar risiko portofolio utang tetap terkendali," ungkap dokumen tersebut.
Adapun kenaikan outstanding utang tersebut sebagian besar berasal dari surat berharga negara (SBN), utamanya dalam denominasi rupiah. Selain itu, outstanding pinjaman pun naik namun tak signifikan.
Outstanding pinjaman sebagian bsarnya berasal dari lembaga multilateral dan bilateral dalam rangka mendukung pembangunan di berbagai bidang yang dilakukan.
Batas Aman
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan total utang pemerintah pusat pada 2018 masih aman. Angka itu meningkat namun rasio utang pemerintah terhadap PDB tercatat 29,74%. Dia menyebut angka itu masih aman.
"Utang dijaga supaya sustainable," tuturn Sri Mulyani pekan lalu di JCC.
Rasio utang terhadap PDB itu memang sejak 2013 masih selalu di bawah 30%. Tahun lalu rasio utang terhadap PDB di 2017 sebesar 29,5%. "Ini memang kita selalu jaga di bawah 30%, dan tahun depan kita jaga 29,8%" tambahnya.
Menurutnya rasio utang terhadap PDB RI itu paling rendah dibanding banyak negara lainnya.
"Rasio utang terhadap PDB kita termasuk (yang) terendah di dunia," ujarnya.
*Updated: Terjadi kesalahan penulisan total utang pemerintah selama 2014 hingga pertengahan 2018. Artikel telah diralat.
(dru) Next Article BUMN Gula Bikin Jokowi Jengkel, Erick Ungkap Ada 'Permainan'
Berdasarkan dokumen Nota Keuangan dan RAPBN 2019 yang dikutip CNBC Indonesia, Senin (20/8/2018), total utang pemerintah pada 2014 mencapai Rp 2.608,8 triliun.
Pada 2015 bertambah menjadi Rp 3.165,1 triliun, dan kembali bertambah di 2017 menjadi Rp 3.515,5 triliun. Bahkan pada 2017 dan 2018, utang semakin menumpuk masing masing Rp 3.995,1 triliun dan Rp 4.227,8 trilun.
"Pemerintah berkomitmen untuk mendorong efisiensi pengelolaan utang, pemenuhan aspek kehati-hatian (prudent), dan pemanfaatan utang secara produktif," bunyi kutipan dalam Nota Keuangan & RAPBN 2019.
Pemerintah tak memungkiri, ekspansi fiskal yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir tak sepenuhnya bisa dipenuhi dari penerimaan negara. Utang, pun menjadi opsi pembiayaan utama.
"Namun demikian, Pemerintah senantiasa menjaga agar risiko portofolio utang tetap terkendali," ungkap dokumen tersebut.
Adapun kenaikan outstanding utang tersebut sebagian besar berasal dari surat berharga negara (SBN), utamanya dalam denominasi rupiah. Selain itu, outstanding pinjaman pun naik namun tak signifikan.
Outstanding pinjaman sebagian bsarnya berasal dari lembaga multilateral dan bilateral dalam rangka mendukung pembangunan di berbagai bidang yang dilakukan.
Batas Aman
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan total utang pemerintah pusat pada 2018 masih aman. Angka itu meningkat namun rasio utang pemerintah terhadap PDB tercatat 29,74%. Dia menyebut angka itu masih aman.
"Utang dijaga supaya sustainable," tuturn Sri Mulyani pekan lalu di JCC.
Rasio utang terhadap PDB itu memang sejak 2013 masih selalu di bawah 30%. Tahun lalu rasio utang terhadap PDB di 2017 sebesar 29,5%. "Ini memang kita selalu jaga di bawah 30%, dan tahun depan kita jaga 29,8%" tambahnya.
Menurutnya rasio utang terhadap PDB RI itu paling rendah dibanding banyak negara lainnya.
"Rasio utang terhadap PDB kita termasuk (yang) terendah di dunia," ujarnya.
*Updated: Terjadi kesalahan penulisan total utang pemerintah selama 2014 hingga pertengahan 2018. Artikel telah diralat.
(dru) Next Article BUMN Gula Bikin Jokowi Jengkel, Erick Ungkap Ada 'Permainan'
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular