
Cermati Baik-baik Sentimen yang Mempengaruhi Gerak IHSG
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
20 August 2018 09:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Awal pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona positif setelah sempat tertekan pada perdagangan pekan lalu. Namun ada sejumlah sentimen yang menjadi perhatian pasar pada perdagangan pekan ini, dari dari luar dan dalam negeri.
Nah, apa saja sentimen yang menjadi perhatian pelaku pasar tersebut mari simak sejumlah ulasan dari perusahaan efek atau broker berikut ini:
Sentimen Global
Kiwoom Sekuritas melihat pergerakan indkes hari ini di pengaruhi oleh faktor global, dimana sentimen krisis keuangan yang terjadi di Turki, lembaga pemeringkat Moodys dan S&P menurunkan peringkat utang Turki dari sebelumnya Ba2 menjadi Ba3 terjadi secara bersamaan.
"Tentunya hal tersebut dapat memberi tekanan kepada krisis keuanan Turki," ungkap Kiwoom.
Namun Qatar berjanji akan memberikan US$ 15 miliar dalam bentuk investasi langsung. Hal ini yang akan mengurangi beban Turki untuk saat ini.
Sementara rencana pertemuan perdagangan AS dan China juga akan mengurangi ketegangan yang terjadi antar kedua negara tersebut dan juga dapat meredam gejolak pasar. Adapun rencana pertemuan tersebut direncanakan terjadi pada pekan ini.
Valbury Sekuritas menambahkan sanksi AS terhadap Rusia akan menjadi deklarasi perang ekonomi, karena target sanksi ini akan menargetkan pada bank-bank yang dikuasai Rusia dan membekukan transaksi Dolar AS.
"Faktor dari pasar global terutama saham AS yang ditutup melemah dan potensi pasar kawasan Asia yang diperkirakan tertekan, dapat menghambat laju pergerakan IHSG menuju teritori positif pada hari ini," ungkap analisa Valbury.
Sentimen Dalam Negeri
Indosurya Bersinar Sekuritas dalam risetnya menjelaskam keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya pekan lalu menunjukkan langkah sigap otoritas moneter dalam mengambil kebijakan di tengah kondisi pergolakan nilai tukar rupiah.
BI dalam rapat dewan gubernur yang berlang14-15 Agustus 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7-day reverse repo rate sebesar 25 bps menjadi 5,50%, suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 4,75%, dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,25%.
"Rilis data pertumbuhan kredit juga akan dapat memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG hari ini," ungkap William Surya Wijaya Vice President Research Department Indosurya.
Panin Sekuritas menambahkan sentimen lain berasal dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang secara bersamaan dengan BI mengeluarkan paket kebijakan yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan mampu menjadi penggerak positif IHSG.
Diantaranya melakukan penyesuaian ketentuan prudential di industri perbankan seperti penyesuaian ketentuan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk pembiayaan sektor perumahan. Lalu mendorong lebih berkembangnya startup teknologi finansial (Fintech), termasuk equity crowdfunding karena peran mereka yang besar dalam membuka akses permodalan bagi UMKM yang besar kontribusinya pada PDB nasional
Selain itu, pemerintah juga akan mengalokasikan belanja infrastruktur pada RAPBN 2019 sebesar Rp 420,5 triliun atau lebih tinggi dibandingkan periode 2018 yang sebesar Rp 410,4 triliun.
Kiwoom Sekuritas menambahkan Presiden Joko Widodo menargetkan pertumbuhan sebesar 5,3% dari sebelumnya 5,2% dan pendapatan juga diperkirakan akan naik 12,6% untuk tahun depan. Defisit anggaran tahun ini diperkirakan akan menyusut menjadi 1,84% dari 2,12%.
Faktor tersebut menambah daftar berbagai sentimen domestik yang mampu menjadi perhatian dalam perdagangan hari ini.
(hps/hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Nah, apa saja sentimen yang menjadi perhatian pelaku pasar tersebut mari simak sejumlah ulasan dari perusahaan efek atau broker berikut ini:
Sentimen Global
Kiwoom Sekuritas melihat pergerakan indkes hari ini di pengaruhi oleh faktor global, dimana sentimen krisis keuangan yang terjadi di Turki, lembaga pemeringkat Moodys dan S&P menurunkan peringkat utang Turki dari sebelumnya Ba2 menjadi Ba3 terjadi secara bersamaan.
Namun Qatar berjanji akan memberikan US$ 15 miliar dalam bentuk investasi langsung. Hal ini yang akan mengurangi beban Turki untuk saat ini.
Sementara rencana pertemuan perdagangan AS dan China juga akan mengurangi ketegangan yang terjadi antar kedua negara tersebut dan juga dapat meredam gejolak pasar. Adapun rencana pertemuan tersebut direncanakan terjadi pada pekan ini.
Valbury Sekuritas menambahkan sanksi AS terhadap Rusia akan menjadi deklarasi perang ekonomi, karena target sanksi ini akan menargetkan pada bank-bank yang dikuasai Rusia dan membekukan transaksi Dolar AS.
"Faktor dari pasar global terutama saham AS yang ditutup melemah dan potensi pasar kawasan Asia yang diperkirakan tertekan, dapat menghambat laju pergerakan IHSG menuju teritori positif pada hari ini," ungkap analisa Valbury.
Sentimen Dalam Negeri
Indosurya Bersinar Sekuritas dalam risetnya menjelaskam keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya pekan lalu menunjukkan langkah sigap otoritas moneter dalam mengambil kebijakan di tengah kondisi pergolakan nilai tukar rupiah.
BI dalam rapat dewan gubernur yang berlang14-15 Agustus 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7-day reverse repo rate sebesar 25 bps menjadi 5,50%, suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 4,75%, dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,25%.
"Rilis data pertumbuhan kredit juga akan dapat memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG hari ini," ungkap William Surya Wijaya Vice President Research Department Indosurya.
Panin Sekuritas menambahkan sentimen lain berasal dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang secara bersamaan dengan BI mengeluarkan paket kebijakan yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan mampu menjadi penggerak positif IHSG.
Diantaranya melakukan penyesuaian ketentuan prudential di industri perbankan seperti penyesuaian ketentuan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk pembiayaan sektor perumahan. Lalu mendorong lebih berkembangnya startup teknologi finansial (Fintech), termasuk equity crowdfunding karena peran mereka yang besar dalam membuka akses permodalan bagi UMKM yang besar kontribusinya pada PDB nasional
Selain itu, pemerintah juga akan mengalokasikan belanja infrastruktur pada RAPBN 2019 sebesar Rp 420,5 triliun atau lebih tinggi dibandingkan periode 2018 yang sebesar Rp 410,4 triliun.
Kiwoom Sekuritas menambahkan Presiden Joko Widodo menargetkan pertumbuhan sebesar 5,3% dari sebelumnya 5,2% dan pendapatan juga diperkirakan akan naik 12,6% untuk tahun depan. Defisit anggaran tahun ini diperkirakan akan menyusut menjadi 1,84% dari 2,12%.
Faktor tersebut menambah daftar berbagai sentimen domestik yang mampu menjadi perhatian dalam perdagangan hari ini.
(hps/hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Most Popular