
Analisis Teknikal
Apa Kabar Saham Batu Bara setelah Koreksi Pekan Kemarin?
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
20 August 2018 08:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan kemarin ditutup turun 32 poin (-0,56%) ke level 5.783. Salah satu penyebabnya adalah koreksi indeks saham sektor pertambangan yang turun 31 poin (1,57%) ke 1.965.
Padahal, harga batu bara ICE Newcastle pada kontrak acuan per Selasa (14/08/2018) menguat 0,77% ke US$118,4/metrik ton (MT). Sepanjang pekan lalu, harga si batu hitam kembali bangkit pasca-melemah 0,68% pada pekan sebelumnya.
Kebangkitan harga batu bara saat ini dipengaruhi permintaan dari Negeri Tirai Bambu, yang produksi listriknya selama Januari-Juli 2018-mengutip data Biro Statistik China-tumbuh sebesar 7,8% secara tahunan (year-on-year/YOY).
Di sisi lain, suplai batu bara dari dalam negeri China sendiri sedikit terhambat akibat inspeksi lingkungan yang dilakukan Pemerintah China di sejumlah sentra produksi batu bara, yang telah dimulai pada bulan Juni 2018 lalu.
Akibatnya, China menggenjot impornya dalam memenuhi konsumsi batu bara domestik. Mengutip data Reuters, impor batu bara China bulan lalu naik 14% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke 29,01 juta ton, tertinggi dalam 4,5 tahun.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca perdagangan nasional sebesar US$2,03 miliar. Akibatnya, nilai tukar rupiah melorot terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada Jumat (16/8/2018), US$1 ditutup pada level Rp 14.605/US$ di pasar spot.
Salah satu cara Presiden Joko Widodo menyelamatkan rupiah adalah dengan menaikkan kuota produksi batu bara sebanyak 25 juta ton. Kenaikan ini sudah diteken Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) menjadi 510 juta ton.
"Persetujuan sudah ditandatangani Menteri ESDM. (Ignasius Jonan). Harga batu bara saat ini baik untuk meningkatkan devisa," tutur Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi kepada media di Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Dengan penambahan tersebut, pemerintah membidik tambahan devisa sebesar US$ 1,5 miliar. Namun Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) memperkirakan tambahan devisa yang akan diterima negara lebih besar lagi, yakni sebesar US$1,9 miliar. Kami memperkirakan saham-saham sektor pertambangan khususnya batu bara akan sedikit mengalami kenaikan pada pekan ini. Tim Riset CNBC Indonesia mengidentifikasi hal tersebut dari kaca mata analisis teknikal.
Indeks sektor pertambangan hingga April 2018 memiliki kecenderungan bergerak naik (uptrend), terlihat dari beberapa lembah (through) yang bergerak lebih tinggi (higher low).
Berdasarkan indikator teknikal yakni stochastic slow, indeks sektor pertambangan sudah memasuki area jenuh jualnya (oversold) artinya terbuka peluang untuk kembali naik (technical rebound).
Perhatikan saham-saham batu bara berukuran bisnis besar seperti PT Adaro Energy (ADRO), PT Bumi Resources (BUMI), PT Harum Energy (HRUM), PT Indo Tambangraya Megah (ITMG), dan PT Bukit Asam (PTBA).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article Saham CPIN Mulai Bangkit, Setelah Didera Koreksi Hingga 14%
Padahal, harga batu bara ICE Newcastle pada kontrak acuan per Selasa (14/08/2018) menguat 0,77% ke US$118,4/metrik ton (MT). Sepanjang pekan lalu, harga si batu hitam kembali bangkit pasca-melemah 0,68% pada pekan sebelumnya.
Kebangkitan harga batu bara saat ini dipengaruhi permintaan dari Negeri Tirai Bambu, yang produksi listriknya selama Januari-Juli 2018-mengutip data Biro Statistik China-tumbuh sebesar 7,8% secara tahunan (year-on-year/YOY).
Akibatnya, China menggenjot impornya dalam memenuhi konsumsi batu bara domestik. Mengutip data Reuters, impor batu bara China bulan lalu naik 14% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke 29,01 juta ton, tertinggi dalam 4,5 tahun.
Salah satu cara Presiden Joko Widodo menyelamatkan rupiah adalah dengan menaikkan kuota produksi batu bara sebanyak 25 juta ton. Kenaikan ini sudah diteken Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) menjadi 510 juta ton.
"Persetujuan sudah ditandatangani Menteri ESDM. (Ignasius Jonan). Harga batu bara saat ini baik untuk meningkatkan devisa," tutur Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi kepada media di Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Dengan penambahan tersebut, pemerintah membidik tambahan devisa sebesar US$ 1,5 miliar. Namun Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) memperkirakan tambahan devisa yang akan diterima negara lebih besar lagi, yakni sebesar US$1,9 miliar. Kami memperkirakan saham-saham sektor pertambangan khususnya batu bara akan sedikit mengalami kenaikan pada pekan ini. Tim Riset CNBC Indonesia mengidentifikasi hal tersebut dari kaca mata analisis teknikal.
![]() |
Berdasarkan indikator teknikal yakni stochastic slow, indeks sektor pertambangan sudah memasuki area jenuh jualnya (oversold) artinya terbuka peluang untuk kembali naik (technical rebound).
Perhatikan saham-saham batu bara berukuran bisnis besar seperti PT Adaro Energy (ADRO), PT Bumi Resources (BUMI), PT Harum Energy (HRUM), PT Indo Tambangraya Megah (ITMG), dan PT Bukit Asam (PTBA).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article Saham CPIN Mulai Bangkit, Setelah Didera Koreksi Hingga 14%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular