
Analis: Target Dolar AS Rp 14.400 di Tahun Politik Realistis
Monica Wareza, CNBC Indonesia
19 August 2018 15:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Penetapan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebesar Rp 14.400/US$ untuk tahun depan dinilai realistis oleh kalangan analis dan ekonom. Pasalnya, kondisi keuangan Indonesia di tahun depan masih akan dipengaruhi oleh gejolak faktor-faktor global.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai pemerintah cukup realistis dengan target tersebut sehingga pemerintah tak akan memberikan janji-janji untuk bisa memastikan nilai tukar rupiah bisa menguat hingga di bawah level tersebut.
"Tapi saya lihat bagus juga, jadi pemerintah realistis tidak menjanjikan rupiah pasti menguat," kata William kepada CNBC Indonesia, Minggu (19/8/2018).
Secara terpisah, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan asumsi nilai tukar rupiah di level tersebut cukup realistis mengingat saat ini rupiah justru berada di rentang Rp 14.500-Rp 14.600 di mana level ini justru dinilai sudah lebih rendah dari fundamentalnya.
"Dari sisi asumsi ini sudah realistis karena kan sekarang rupiah saja berada di level Rp 14.500-Rp 14.600/US$. Jadi, ini realistis," kata David kepada CNBC Indonesia.
Menurut dia kondisi ini bisa saja bergerak sebaliknya, tergantung dengan kondisi global terutama perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang selama ini memberikan tekanan negatif pada emerging market, seperti Indonesia.
Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019, pemerintahan Presiden Joko Widodo mematok asumsi dasar nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp 14.400/US$. Penetapan ini memperhitungkan dinamika ketidakpastian perekonomian global dan domestik.
(prm) Next Article Rupiah Kian Perkasa di Tengah Sentimen AS-Iran
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai pemerintah cukup realistis dengan target tersebut sehingga pemerintah tak akan memberikan janji-janji untuk bisa memastikan nilai tukar rupiah bisa menguat hingga di bawah level tersebut.
"Tapi saya lihat bagus juga, jadi pemerintah realistis tidak menjanjikan rupiah pasti menguat," kata William kepada CNBC Indonesia, Minggu (19/8/2018).
"Dari sisi asumsi ini sudah realistis karena kan sekarang rupiah saja berada di level Rp 14.500-Rp 14.600/US$. Jadi, ini realistis," kata David kepada CNBC Indonesia.
Menurut dia kondisi ini bisa saja bergerak sebaliknya, tergantung dengan kondisi global terutama perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang selama ini memberikan tekanan negatif pada emerging market, seperti Indonesia.
Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019, pemerintahan Presiden Joko Widodo mematok asumsi dasar nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp 14.400/US$. Penetapan ini memperhitungkan dinamika ketidakpastian perekonomian global dan domestik.
(prm) Next Article Rupiah Kian Perkasa di Tengah Sentimen AS-Iran
Most Popular