Neraca Perdagangan Defisit US$ 2,03 M, IHSG Jatuh Nyaris 1%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 August 2018 11:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh semakin dalam pasca Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data ekspor-impor periode Juli 2018. Sepanjang bulan lalu, ekspor tercatat tumbuh sebesar 19,33% YoY, sementara impor meroket hingga 31,56% YoY. Akibat impor yang begitu kencang, neraca perdagangan mencatatkan defisit sebesar US$ 2,03 miliar, melebar dari capaian bulan sebelumnya yang sebesar US$ 1,74 miliar.
Defisit pada bulan Juli juga jauh lebih dalam dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia yakni sebesar US$ 640 juta, hasil dari ekspor yang tumbuh sebesar 11,3% YoY dan impor yang tumbuh sebesar 13,4% YoY.
Sebelum data ini diumumkan oleh BPS, IHSG diperdagangkan di level 5.756,43 atau melemah sebesar 0,23% dibandingkan penutupan kemarin (14/8/2018). Kini, IHSG diperdagangkan di level 5.714,4 atau jatuh hingga 0,96%.
Defisit neraca perdagangan yang begitu lebar akan memberikan tekanan lebih lanjut bagi defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD). Pada kuartal-II 2018, CAD sudah menembus level 3% dari PDB, yakni di level 3,04%. Padahal pada kuartal-I 2018, defisitnya hanya sebesar 2,21% dari PDB.
Sebagai catatan kali terakhir CAD menyentuh level 3% dari PDB adalah pada kuartal-III 2014 silam. Pada 3 bulan kedua tahun ini, nilai nominal dari CAD mencapai US$ 8,03 miliar, sementara pada kuartal-I nilainya hanya sebesar US$ 5,72 miliar.
Pada akhirnya, nilai tukar rupiah bisa semakin bertekuk lutut dihadapan dolar AS dan mengancam perekonomian tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Neraca Dagang Defisit US$ 1,63 M, IHSG Makin Terperosok 1,4%
Defisit pada bulan Juli juga jauh lebih dalam dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia yakni sebesar US$ 640 juta, hasil dari ekspor yang tumbuh sebesar 11,3% YoY dan impor yang tumbuh sebesar 13,4% YoY.
Sebelum data ini diumumkan oleh BPS, IHSG diperdagangkan di level 5.756,43 atau melemah sebesar 0,23% dibandingkan penutupan kemarin (14/8/2018). Kini, IHSG diperdagangkan di level 5.714,4 atau jatuh hingga 0,96%.
Sebagai catatan kali terakhir CAD menyentuh level 3% dari PDB adalah pada kuartal-III 2014 silam. Pada 3 bulan kedua tahun ini, nilai nominal dari CAD mencapai US$ 8,03 miliar, sementara pada kuartal-I nilainya hanya sebesar US$ 5,72 miliar.
Pada akhirnya, nilai tukar rupiah bisa semakin bertekuk lutut dihadapan dolar AS dan mengancam perekonomian tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Neraca Dagang Defisit US$ 1,63 M, IHSG Makin Terperosok 1,4%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular