Pasar Obligasi Rebound Jelang Pengumuman Bunga Acuan BI
Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
15 August 2018 11:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi berbalik menguat (rebound) pada awal perdagangan hari ini, setelah dua hari tertekan hebat akibat krisis Turki. Kinerja positif pasar efek surat utang tersebut terjadi menjelang pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) siang ini.
Merujuk data Reuters, apresiasi harga surat berharga negara (SBN) tercermin dari naiknya harga tiga seri dari total empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus melambungkan/memangkas tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Ketiga seri itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, dan FR0065 bertenor 15 tahun. Seri 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun mengalami kenaikan harga dan penurunan yield 1 basis poin (bps), 0,6 bps, dan 3 bps menjadi 7,8%, 7,99%, dan 8,35%.
Besaran 100 bps setara dengan 1%. Kondisi itu mencerminkan kondisi positif pasar SBN yang meskipun terjadi dalam waktu cepat tetapi volumenya masih kecil. Di sisi lain, ada satu seri acuan masih terkoreksi harganya dan yield-nya terangkat, yaitu seri FR0075 yang menjadi acuan 20 tahun sebesar 2 bps menjadi 8,43%.
Kinerja positif pasar obligasi terjadi menjelang pengumuman data ekspor impor siang ini dan pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia yaitu 7 days reverse repo rate (7DRRR). Konsensus CNBC Indonesia menunjukkan mayoritas pelaku pasar memprediksi suku bunga akan tetap di level 5,25%.
Spread Melebar
Terkait dengan investasi global, meskipun pasar obligasi (bonds) pemerintah berbalik menguat tipis, tetapi selisih (spread) SBN 10 tahun dengan surat utang negara Amerika Serikat (AS) US Treasury tenor serupa yang justru melebar.
Spread saat ini sudah melebar dan menembus angka 511 bps, dibanding ketika pertama kali menembus 500 bps pada dua hari terakhir. Pelebaran spread kali ini lebih disebabkan oleh turunnya yield US Treasury sehingga mencerminkan kenaikan harganya di pasar.
Spread yang melebar, ditambah faktor turunnya yield US Treasury, membuat investor global menilai perlu menyeimbangkan (rebalancing) portofolionya dalam jangka pendek. Rebalancing tersebut membuat investasi di pasar SBN rupiah menjadi sedikit lebih menarik di mata investor global karena lebih murah dibandingkan dengan sebelumnya. Spread US Treasury dengan SBN.
Sumber: Reuters
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps) Next Article Faktor Eksternal Jadi Penentu Arah Pasar Obligasi Hari Ini
Merujuk data Reuters, apresiasi harga surat berharga negara (SBN) tercermin dari naiknya harga tiga seri dari total empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus melambungkan/memangkas tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Ketiga seri itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, dan FR0065 bertenor 15 tahun. Seri 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun mengalami kenaikan harga dan penurunan yield 1 basis poin (bps), 0,6 bps, dan 3 bps menjadi 7,8%, 7,99%, dan 8,35%.
Kinerja positif pasar obligasi terjadi menjelang pengumuman data ekspor impor siang ini dan pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia yaitu 7 days reverse repo rate (7DRRR). Konsensus CNBC Indonesia menunjukkan mayoritas pelaku pasar memprediksi suku bunga akan tetap di level 5,25%.
Yield Obligasi Negara Acuan 15 Aug 2018 | ||||
Seri | Benchmark | Yield 14 Aug 2018 (%) | Yield 15 Aug 2018 (%) | Selisih (basis poin) |
FR0063 | 5 tahun | 7.822 | 7.803 | -1.90 |
FR0064 | 10 tahun | 8.005 | 7.999 | -0.60 |
FR0065 | 15 tahun | 8.397 | 8.358 | -3.90 |
FR0075 | 20 tahun | 8.405 | 8.434 | 2.90 |
Spread Melebar
Terkait dengan investasi global, meskipun pasar obligasi (bonds) pemerintah berbalik menguat tipis, tetapi selisih (spread) SBN 10 tahun dengan surat utang negara Amerika Serikat (AS) US Treasury tenor serupa yang justru melebar.
Spread saat ini sudah melebar dan menembus angka 511 bps, dibanding ketika pertama kali menembus 500 bps pada dua hari terakhir. Pelebaran spread kali ini lebih disebabkan oleh turunnya yield US Treasury sehingga mencerminkan kenaikan harganya di pasar.
Spread yang melebar, ditambah faktor turunnya yield US Treasury, membuat investor global menilai perlu menyeimbangkan (rebalancing) portofolionya dalam jangka pendek. Rebalancing tersebut membuat investasi di pasar SBN rupiah menjadi sedikit lebih menarik di mata investor global karena lebih murah dibandingkan dengan sebelumnya. Spread US Treasury dengan SBN.
Tanggal | UST 10 Tahun (%) | SBN 10 Tahun (%) | Spread (%) |
15-Aug-2018 | 2.88 | 7.999 | 5.119 |
14-Aug-2018 | 2.895 | 8.005 | 5.110 |
13-Aug-2018 | 2.877 | 7.905 | 5.028 |
10-Aug-2018 | 2.859 | 7.676 | 4.817 |
09-Aug-2018 | 2.935 | 7.625 | 4.690 |
08-Aug-2018 | 2.971 | 7.747 | 4.776 |
07-Aug-2018 | 2.973 | 7.786 | 4.813 |
06-Aug-2018 | 2.938 | 7.801 | 4.863 |
03-Aug-2018 | 2.952 | 7.821 | 4.869 |
02-Aug-2018 | 2.986 | 7.73 | 4.744 |
01-Aug-2018 | 3.003 | 7.753 | 4.750 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps) Next Article Faktor Eksternal Jadi Penentu Arah Pasar Obligasi Hari Ini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular