
Faktor Eksternal Jadi Penentu Arah Pasar Obligasi Hari Ini
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
29 August 2018 10:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar surat utang pemerintah hari ini akan lebih banyak diwarnai sentimen positif dari perkembangan kondisi di Amerika Serikat (AS).
Beberapa faktor yang akan mempengaruhi pandangan investor global terhadap pertumbuhan ekonomi AS, yang biasanya tercermin dari pergerakan pasar saham di Negeri Paman Sam. Pertama, indeks Dow Jones Industrial Avg dan S&P500 ditutup menguat meskipun dalam jumlah yang terbatas.
Kedua, perkembangan gencatan perang dagang (trade truce) antara AS dengan mitra dagangnya. Kali ini, episode perang dagang AS baru selesai dengan Meksiko dan akan menghadapi Kanada di mana delegasi pemerintahan Justin Trudeau sedang menuju Washington untuk membicarakan perdagangan kedua negara, terutama terkait impor otomotif.
Pembicaraan keduanya diwarnai aksi tebar ancaman antara Washington dan Ottawa. Paman Trump mengancam akan menetapkan bea impor otomotif, sedangkan Trudeau berencana keluar dari kesepakatan NAFTA jika isi perundingan tidak menguntungkan pihaknya.
Ketiga, pergerakan greenback, sebutan bagi dolar AS. Volatilitasnya yang tercermin dari Dollar Index diharapkan tidak terlalu menggeliat di tengah trade truce.
Namun faktor positifnya perekonomian AS juga dapat berujung lain, yaitu meyakinkan bank sentral AS, The Federal Reserve, menaikkan suku bunga acuannya dengan frekuensi yang lebih banyak daripada prediksi.
Berikut beberapa indikator pasar yang dapat memengaruhi kondisi makroekonomi dan pasar surat utang pemerintah hari ini:
(irv/hps) Next Article EKonom Optimistis Pasar Obligasi RI Masih Menarik
Beberapa faktor yang akan mempengaruhi pandangan investor global terhadap pertumbuhan ekonomi AS, yang biasanya tercermin dari pergerakan pasar saham di Negeri Paman Sam. Pertama, indeks Dow Jones Industrial Avg dan S&P500 ditutup menguat meskipun dalam jumlah yang terbatas.
Kedua, perkembangan gencatan perang dagang (trade truce) antara AS dengan mitra dagangnya. Kali ini, episode perang dagang AS baru selesai dengan Meksiko dan akan menghadapi Kanada di mana delegasi pemerintahan Justin Trudeau sedang menuju Washington untuk membicarakan perdagangan kedua negara, terutama terkait impor otomotif.
Ketiga, pergerakan greenback, sebutan bagi dolar AS. Volatilitasnya yang tercermin dari Dollar Index diharapkan tidak terlalu menggeliat di tengah trade truce.
Namun faktor positifnya perekonomian AS juga dapat berujung lain, yaitu meyakinkan bank sentral AS, The Federal Reserve, menaikkan suku bunga acuannya dengan frekuensi yang lebih banyak daripada prediksi.
Berikut beberapa indikator pasar yang dapat memengaruhi kondisi makroekonomi dan pasar surat utang pemerintah hari ini:
- Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) untuk Obligasi TPS Food I 2013 dan Sukuk Ijarah TPS Food I 2013 tak kuorum. Tidak kuorumnya RUPO bukan karena tidak ada peserta rapat yang hadir. Tapi, karena sebagian besar pemegang obligasi dilarang masuk.
- Pemerintah cukup banyak melakukan penerbitan obligasi, baik melalui Surat Utang Negara (SUN) maupun Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) secara private placement. Hal ini sebagai salah satu strategi pemerintah dalam menutup defisit anggaran tahun ini. Data Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, sejak awal Agustus 2018 hingga kemarin, total penerbitan SUN secara private placement mencapai Rp 3,25 triliun. Sementara penerbitan SBSN secara private placement mencapai Rp 3 triliun. Jumlah itu lebih tinggi dibanding Juli yang masing-masing hanya sebesar Rp 300 miliar dan Rp 2,35 triliun untuk SUN dan SBSN.
- Pemerintah telah melakukan lelang pada hari Selasa, 28 Agustus 2018. Pemerintah mendapatkan total penawaran yang masuk sebesar Rp 59,2 triliun dengan total yang dimenangkan Rp 20 triliun. FR64 obligasi berdurasi 10 tahun dan FR75 obligasi berdurasi 20 tahunmerupakan obligasi yang paling diminati. (DJPPR)
- Imbal hasil obligasi Zona Amerika ditutup bervariasi, didominasi oleh kenaikan imbal hasil. Kenaikkan imbal hasil terbesar ada di Mexico (7,82%, +8,5). Penurunan imbal hasil terbesar ada di Peru (5.41%, +0). Imbal hasil wilayah Zona Eropa ditutup bervariasi, didominasi oleh kenaikan imbal hasil. Kenaikkan imbal hasil terbesar ada di Spanyol (1,44%, +4,7). Penurunan imbal hasil terbesar ada di Slovenia (0.91, -30.8) Imbal hasil Asia Pasifik di tutup bervariasi, didominasi oleh kenaikkan imbal hasil. Kenaikkan imbal hasil terbesar ada di Singapore (2,35%, +2,3). Penurunan imbal hasil terbesar ada di Indonesia (7,83%, -2,8). Imbal hasil Obligasi Indonesia 10y ditutup menguat di 7,93% dibandingkan hari sebelumnya di 7,95%. Imbal hasil obligasi 20y ditutup sama di 8,37%.
- Rupiah ditutup melemah di Rp 14.627 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya di Rp 14.625.
- Total transaksi dan frekuensi perdagangan surat berharga negara (SBN) meningkat dibandingkan hari sebelumnya di tengah tengah boomingnya lelang kemarin.
- Pagi ini pasar obligasi berpotensi dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas. Keterbatasan ini datang dari masih belum adanya sentimen yang cukup kuat untuk mendorong pasar obligasi menguat lebih banyak. Tapi apapun bisa saja terjadi, apabila pergerakan harga obligasi menguat melebihi 40 - 55 bps point, mungkin akan bisa menjadi penuntun arah obligasi berikutnya. Lelang yang positif kemarin mungkin akan menjadi salah satu katalis positif bagi pasar obligasi hari ini. Kami merekomendasikan hold hingga berpotensi beli hari ini.
(irv/hps) Next Article EKonom Optimistis Pasar Obligasi RI Masih Menarik
Most Popular