Setelah Bergerak Liar, Bursa Hentikan Perdagangan Saham FILM

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
15 August 2018 09:06
Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode perdagangan hari ini, berhubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan.
Foto: Monica Wareza
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan saham PT MD Pictures Tbk (FILM) dihentikan sementara (suspensi) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode perdagangan hari ini, berhubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham perseroan akhir-akhir ini.

Menurut informasi keterbukaan BEI, suspensi tersebut dilakukan dalam rangka cooling down yang bertujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar mempertimbangkan informasi yang ada pada saham FILM.

Dalam masa suspensi tersebut, pelaku pasar juga diharapkan dapat memilah setiap pengambilan keputusan investasinya di saham perseroan.

Sebelumnya, saham perseroan masuk dalam saham yang pergerakannya dipantau oleh BEI akibat adanya pergerakan saham yang di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA). Adapun perusahaan ini baru mencatatkan sahamnya pada 7 Agustus 2018 pekan lalu.

Saham perusahaan film ini disebutkan mengalami peningkatan yang tidak bisa, sehingga bursa meminta investor untuk memperhatikan jawaban dari perusahaan terkait permintaan konfirmasi dari pihak regulator.

Sejak awal pertama kali dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Agustus 2018, harga saham FILM tercatat sudah naik 345,24%, dari harga Rp 210/saham ke harga Rp 935/saham. Pada kemarin Selasa (14/8/18), harga saham FILM ditutup menguat 23,03% ke Rp 935 per saham dari penutupan hari sebelumnya di Rp 760 per saham.

MD Pictures merupakan perusahaan yang memproduksi film-film yang ditayangkan di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Perusahaan ini berdiri sejak 2007 lalu oleh Manoj Punjabi yang saat ini menjabat sebagai direktur utama perusahaan.

Menariknya, perusahaan ini memproduksi film-film yang menjadi film dengan penonton terbanyak di Indonesia, mencapai 4,7 juta penonton. Beberapa film yang diproduksi seperti Ayat-Ayat Cinta, Surga Yang Tak Dirindukan, Habibie & Ainun, Danur: Saya Bisa Melihat Hantu dan Rudy Habibie.

Belum lama ini perusahaan juga baru saja membuat sebuah perusahaan patungan (joint venture/JV) bersama dengan dua perusahaan asal China dan Korea Selatan. Tahun depan, perusahaan patungan ini akan memproduksi satu film dengan rights dari Korea Selatan.

Targetnya, dengan adanya perusahaan patungan ini perusahaan membuat film dengan taraf lebih tinggi dan memasarkan produksinya ini hingga ke China. Tahun dpean, perusahaan juga menargetkan bisa memproduksi film di Hollywood dengan biaya tak kurang dari US$ 4 juta-US$ 5 juta.
(hps) Next Article Saham FILM Naik 504%, Simak Penjelasan dari Analis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular