
Perkuat Permodalan, BTN Incar Rp 5 T dari Pasar Modal
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
14 August 2018 21:08

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berencana menerbitkan obligasi subordinasi (subdebt) ataupun rights issue dalam rangka menjaga rasio kecukupan modal.
"Kita mulai siapin tahun depan, jadi mungkin issue-nya tahun 2020. Tapi kan kita juga lihat perkembangan dan situasi, kadang-kadang ada yang mau kita kerjakan tahun depan tapi kalau kita lihat tren bunga kelihatannya bakal naik mungkin kita cepat kerjakan sekarang," kata Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko, Selasa (14/8/2018).
Untuk penerbitan subdebt, Iman mengatakan pihaknya mengincar dana sekitar Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun. Sedangkan, untuk rights issue, pihaknya mengincar sekitar Rp 3 triliun hingga Rp 5 triliun.
Proses yang harus dilalui untuk merealisasikan tersebut cukup panjang, bahkan harus diproses melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun, lanjutnya, jika holding BUMN sektor perbankan sudah terwujud, prosesnya akan lebih mudah.
"Kami berharap holding-nya jadi, sehingga prosesnya lebih mudah," kata Iman.
Sebagai informasi, sepanjang tahun ini BTN membutuhkan pendanaan sebesar Rp 18 trliun. Sampai saat ini, masih ada Rp 8 triliun hingga Rp 9 triliun lagi yang dibutuhkan perusahaan.
Kebutuhan dana tersebut akan diperoleh melalui berbagai instrumen pendanaan seperti certificate of deposit (NCD), sekuritisasi, ataupun bilateral loan.
(roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
"Kita mulai siapin tahun depan, jadi mungkin issue-nya tahun 2020. Tapi kan kita juga lihat perkembangan dan situasi, kadang-kadang ada yang mau kita kerjakan tahun depan tapi kalau kita lihat tren bunga kelihatannya bakal naik mungkin kita cepat kerjakan sekarang," kata Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko, Selasa (14/8/2018).
"Kami berharap holding-nya jadi, sehingga prosesnya lebih mudah," kata Iman.
Sebagai informasi, sepanjang tahun ini BTN membutuhkan pendanaan sebesar Rp 18 trliun. Sampai saat ini, masih ada Rp 8 triliun hingga Rp 9 triliun lagi yang dibutuhkan perusahaan.
Kebutuhan dana tersebut akan diperoleh melalui berbagai instrumen pendanaan seperti certificate of deposit (NCD), sekuritisasi, ataupun bilateral loan.
(roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular