
CAD Sentuh 3%, Menteri Bambang: Tekan Impor & Perkuat TKDN
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
13 August 2018 16:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mencatat pada kuartal II-2018 Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) secara keseluruhan mengalami defisit sebesar US$ 4,3 miliar. Ini disebabkan oleh defisit transaksi berjalan (CAD) yang tercatat US$ 8 miliar atau 3% terhadap PDB.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan, NPI dan CAD membengkak dikarenakan tingginya impor.
Oleh karenanya, pemerintah telah menyiapkan beberapa langkah untuk mengantisipasinya seperti mengendalikan impor yang salah satunya mempercepat implementasi B20.
"Tidak hanya sebatas menekan impor, lebih tepatnya kita mengendalikan impor terutama BBM. Makanya kita dorong B20 untuk mengurangi minyak diesel," ungkapnya di Royale Hotel Kuningan, Jakarta, Senin (13/8/2018).
Selain itu, pemerintah juga mengurangi proyek infrastruktur yang bahan bakunya terbanyak dari impor, sehingga yang diperkuat adalah yang mengandung Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang dibuat di dalam negeri agar impornya tidak berlebihan.
"Jadi bukan mengendalikan impor dalam rangka proteksi, tapi pengendalian impor untuk hal-hal yang selama ini tidak kita lakukan secara disiplin. Plus, yang kita hrs perkuat justru ekspor, dari barang maupun dari jasa. Ya pasti masuklah, itu kan bagian dari kemandirian makanya."
(dru) Next Article Di Tengah Pandemi, BI Proyeksi CAD 2020 Dibawah 2% PDB
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan, NPI dan CAD membengkak dikarenakan tingginya impor.
Oleh karenanya, pemerintah telah menyiapkan beberapa langkah untuk mengantisipasinya seperti mengendalikan impor yang salah satunya mempercepat implementasi B20.
Selain itu, pemerintah juga mengurangi proyek infrastruktur yang bahan bakunya terbanyak dari impor, sehingga yang diperkuat adalah yang mengandung Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang dibuat di dalam negeri agar impornya tidak berlebihan.
"Jadi bukan mengendalikan impor dalam rangka proteksi, tapi pengendalian impor untuk hal-hal yang selama ini tidak kita lakukan secara disiplin. Plus, yang kita hrs perkuat justru ekspor, dari barang maupun dari jasa. Ya pasti masuklah, itu kan bagian dari kemandirian makanya."
(dru) Next Article Di Tengah Pandemi, BI Proyeksi CAD 2020 Dibawah 2% PDB
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular