Krisis Lira Turki, Bursa Singapura Dihajar Turun 0,7%
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
13 August 2018 08:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Singapura pagi ini dibuka melemah merespons krisis mata uang di Turki yang dikhawatirkan bisa berdampak luas.
Pada saat pembukaan, indeks Strait Times terkoreksi 0,7% ke level 3.261,76 atau berkurang 23,02%. Akitivitas perdagangan berlangsung normal dengan nilai transaksi SG$ 166 juta dengan volume perdagangan 134,7 juta saham.
Harga saham bank-bank besar menjadi pemicu koreksi bursa saham Negeri Singa, dimana harga saham DBS turun 0,17%, saham OCBC turun 0,2%, UOB koreksi 0,28%, SingTel turun 0,04% dan CapitalLand turun 0,05%.
Sentimen Turki menjadi perhatian utama pelaku pasar saham global saat ini. Sejak awal tahun, mata uang lira anjlok 31,7% terhadap dolar AS dan menyentuh posisi terlemahnya sepanjang sejarah.
Penyebabnya adalah kebijakan AS kepada Turki. Akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump menyetujui pengenaan bea masuk bagi impor baja asal Turki sebesar 50%. Aluminium juga kena bea masuk 20%.
"Saya telah menyetujui penggandaan tarif bea masuk untuk baja dan aluminium kepada Turki, karena mata uang mereka melemah terhadap dolar AS kami yang begitu kuat! Hubungan kami dengan Turki tidak baik pada saat ini!" tegas Trump melalui cuitan di Twitter.
Selain itu, pasar juga menghukum Turki karena campur tangan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang dianggap terlalu dalam terhadap kebijakan ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan memilih menantunya, Berat Albayrak, sebagai Menteri Keuangan.
Bursa saham dan mata uang dunia berguguran karena kekhawatiran 'huru'hara' di Turki bisa merambat ke mana-mana. Akibatnya, investor pun kembali ke pelukan dolar AS.
(hps/aji) Next Article Wall Street Koreksi, Strait Times Dibuka Turun Tipis
Pada saat pembukaan, indeks Strait Times terkoreksi 0,7% ke level 3.261,76 atau berkurang 23,02%. Akitivitas perdagangan berlangsung normal dengan nilai transaksi SG$ 166 juta dengan volume perdagangan 134,7 juta saham.
Harga saham bank-bank besar menjadi pemicu koreksi bursa saham Negeri Singa, dimana harga saham DBS turun 0,17%, saham OCBC turun 0,2%, UOB koreksi 0,28%, SingTel turun 0,04% dan CapitalLand turun 0,05%.
Penyebabnya adalah kebijakan AS kepada Turki. Akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump menyetujui pengenaan bea masuk bagi impor baja asal Turki sebesar 50%. Aluminium juga kena bea masuk 20%.
"Saya telah menyetujui penggandaan tarif bea masuk untuk baja dan aluminium kepada Turki, karena mata uang mereka melemah terhadap dolar AS kami yang begitu kuat! Hubungan kami dengan Turki tidak baik pada saat ini!" tegas Trump melalui cuitan di Twitter.
Selain itu, pasar juga menghukum Turki karena campur tangan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang dianggap terlalu dalam terhadap kebijakan ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan memilih menantunya, Berat Albayrak, sebagai Menteri Keuangan.
Bursa saham dan mata uang dunia berguguran karena kekhawatiran 'huru'hara' di Turki bisa merambat ke mana-mana. Akibatnya, investor pun kembali ke pelukan dolar AS.
(hps/aji) Next Article Wall Street Koreksi, Strait Times Dibuka Turun Tipis
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular