Neraca Pembayaran Tekor, Dolar AS Bisa Tembus Rp 14.500?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 August 2018 11:53
Sentimen Domestik Tampaknya Jadi Beban
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Namun untuk pekan depan, arah angin mungkin akan berubah. Ini sudah terlihat pada akhir pekan lalu, di mana momentum penguatan rupiah terputus. Kemungkinan pelemahan rupiah masih akan berlanjut. 

Situasi domestik dan global kurang memihak rupiah. Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akhir pekan lalu mengumumkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II-2018 defisit US$ 4,31 miliar. Lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya yaitu minus US$ 3,85 miliar apalagi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang masih surplus US$ 739 juta. 

Pada kuartal II-2018, transaksi berjalan (current account) masih tekor US$ 8,03 miliar atau 3,04% dari PDB. Lebih dalam dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu US$ 5,72 miliar (2,21% PDB) atau periode yang sama pada 2017 yang sebesar US$ 4,7 miliar (1,86% PDB). 

Sedangkan transaksi modal dan finansial juga mengalami defisit US$ 4,01 miliar. Memburuk dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar minus US$ 3,27 miliar apalagi periode yang sama pada 2017 yang surplus US$ 637 juta. 

NPI yang defisit menggambarkan devisa yang keluar lebih banyak ketimbang yang masuk, baik itu dari ekspor-impor barang dan jasa maupun investasi (sektor riil dan portofolio). Artinya, perekonomian Indonesia bisa dinilai rentan menghadapi gejolak eksternal karena minimya sokongan devisa. 

Hal ini bisa diperparah saat BPS mengumumkan data perdagangan internasional periode Juli 2018 pada 15 Agustus mendatang. Konsensus awal yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan neraca perdagangan Juli diperkirakan mencatat defisit US$ 587,15 juta.  

Artinya, nasib transaksi berjalan pada kuartal III-2018 di ujung tanduk. Kalau defisit itu hampir sangat pasti, tetapi ada kemungkinan defisitnya membengkak. 

Hal ini bisa menjadi sentimen negatif bagi rupiah. Mata uang Tanah Air tidak punya pijakan yang kuat untuk terapresiasi.  

Selain itu, persepsi investor akan cenderung negatif bila ekonomi Indonesia rentan yang tercemin dari tekornya NPI. Berinvestasi di instrumen berbasis rupiah akan kurang menguntungkan kala mata uang ini cenderung depresiatif. Arus modal keluar akan semakin melemahkan posisi rupiah. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular