CAD Bengkak, Neraca Pembayaran pun Negatif US$ 4,3 M

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
10 August 2018 16:57
Bank Indonesia (BI) mencatat defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal II-2018 mengalami kenaikan.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mencatat defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal II-2018 mengalami kenaikan. Defisit transaksi berjalan alias CAD pada kuartal II-2018 tercatat US$ 8 miliar (3,% PDB).

Angka ini lebih tinggi dibandingkan defisit triwulan sebelumnya sebesar US$ 5,7 miliar (2,2% PDB).

"Namun, sampai dengan semester I-2018, defisit transaksi berjalan masih berada dalam batas yang aman, yaitu 2,6% PDB," kata Kepala Departemen Statistik BI, Yati Kurniati di Gedung BI, Jumat (10/8/2018).

Dijelaskan Yati, peningkatan defisit transaksi berjalan dipengaruhi penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah kenaikan defisit neraca perdagangan migas. Penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas terutama disebabkan naiknya impor bahan baku dan barang modal, sebagai dampak dari kegiatan produksi dan investasi yang terus meningkat di tengah ekspor nonmigas yang turun.

"Peningkatan defisit neraca perdagangan migas dipengaruhi naiknya impor migas seiring kenaikan harga minyak global dan permintaan yang lebih tinggi saat lebaran dan libur sekolah. Pada kuartal II 2018, sesuai dengan pola musimannya, terjadi peningkatan pembayaran dividen sehingga turut meningkatkan defisit neraca pendapatan primer," jelas Yati.

Transaksi modal dan finansial pada kuartal II-2018 mencatat surplus US$ 4,0 miliar, lebih besar dibandingkan kuartal sebelumnya dengan surplus sebesar US$ 2,4 miliar. Surplus transaksi modal dan finansial terutama berasal dari aliran masuk investasi langsung asing yang tetap tinggi dan investasi portofolio yang kembali mencatat surplus.

"Namun, surplus transaksi modal dan finansial tersebut belum cukup untuk membiayai defisit pada neraca transaksi berjalan, sehingga pada triwulan II 2018 Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) secara keseluruhan mengalami defisit sebesar US$ 4,3 miliar," kata Yati.

Ke depan, bank sentral memperkirakan kinerja NPI diprakirakan masih tetap baik dan dapat terus menopang ketahanan sektor eksternal. Defisit transaksi berjalan untuk keseluruhan 2018 diprakirakan masih dalam batas aman yaitu tidak melebihi 3,0% dari PDB.

(dru/wed) Next Article CAD Membaik, Neraca Pembayaran Indonesia Q1 Diramal Surplus

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular