
Sudah Menguat Banyak, Indeks Shanghai Dibuka Turun Tipis
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 August 2018 08:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca kemarin melesat 1,85%, indeks Shanghai dibuka melemah tipis 0,01% pada hari ini. Sementara itu, indeks Hang Seng dibuka naik tipis 0,03%.
Penguatan yang sudah terlampau kencang kemarin membuat indeks Shanghai sulit untuk kembali naik. Terlebih, yuan melemah 0,21% di pasar spot melawan dolar AS. Ketika yuan melemah, ada kekhawatiran mengenai tergoncangnya stabilitas perekonomian Negeri Panda. Sebelumnya, pemerintah dan bank sentral China memang berusaha mati-matian untuk menghentikan depresiasi yuan.
Selain itu, sentimen perang dagang juga masih kental menghantui. DIsaat tensi perang dagang dengan China masih panas pasca kedua negara balas-membalas mengenakan bea masuk, kini perang dagang antara AS dengan Uni Eropa yang memanas.
Beberapa waktu lalu, AS dan Uni Eropa sepakat untuk 'berdamai' dan melakukan negosiasi untuk menghindari perang dagang. Salah satu komitmen dalam kesepakatan itu adalah Uni Eropa akan membeli lebih banyak gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) dari AS.
Namun, ternyata janji itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Jean-Claude Juncker, Presiden Uni Eropa, mengeluhkan harga LNG dari AS yang dinilainya terlalu mahal.
"Ekspor LNG dari AS, jika harganya kompetitif, akan memainkan peran penting dan strategis untuk menjaga pasokan di Uni Eropa. AS perlu melakukan sesuatu," kata Juncker, seperti dikutip Reuters.
Keluhan dari Juncker ini sangat mungkin membuat Presiden AS Donald Trump geram.
Pada perdagangan hari ini, investor akan menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi Hong Kong periode kuartal-II 2018.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Deal Dagang Diteken, Bursa Saham China Dibuka Naik
Penguatan yang sudah terlampau kencang kemarin membuat indeks Shanghai sulit untuk kembali naik. Terlebih, yuan melemah 0,21% di pasar spot melawan dolar AS. Ketika yuan melemah, ada kekhawatiran mengenai tergoncangnya stabilitas perekonomian Negeri Panda. Sebelumnya, pemerintah dan bank sentral China memang berusaha mati-matian untuk menghentikan depresiasi yuan.
Selain itu, sentimen perang dagang juga masih kental menghantui. DIsaat tensi perang dagang dengan China masih panas pasca kedua negara balas-membalas mengenakan bea masuk, kini perang dagang antara AS dengan Uni Eropa yang memanas.
Namun, ternyata janji itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Jean-Claude Juncker, Presiden Uni Eropa, mengeluhkan harga LNG dari AS yang dinilainya terlalu mahal.
"Ekspor LNG dari AS, jika harganya kompetitif, akan memainkan peran penting dan strategis untuk menjaga pasokan di Uni Eropa. AS perlu melakukan sesuatu," kata Juncker, seperti dikutip Reuters.
Keluhan dari Juncker ini sangat mungkin membuat Presiden AS Donald Trump geram.
Pada perdagangan hari ini, investor akan menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi Hong Kong periode kuartal-II 2018.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Deal Dagang Diteken, Bursa Saham China Dibuka Naik
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular